REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir yang menjadi korban dalam aksi unjuk rasa saat ini semakin membaik dan sudah memasuki tahap rehabilitasi.
“Rencananya, insya Allah tim dokter besok akan memindahkan pasien ke ruang rawat biasa dan kemudian pasti melakukan program rehabilitasi medis agar bisa secepatnya rawat jalan,” kata Direktur RS Pelni Dewi Fankhuningdyah, Jumat (27/9).
Menurut keterangan Dewi, Faisal sudah bisa melakukan kontak dengan keluarga, dokter dan tim medis yang merawat. Dengan begitu, dia sudah melewati masa-masa kritis.
“Sudah melewati masa kritis tapi masih dalam pengawasan cukup intensif saat ini,” katanya.
Sejauh ini, tim dokter yang menangani Faisal terdiri dari dokter bedah syaraf, dokter syaraf, dokter rehabilitasi medis, dan dokter paru. Kakak korban, Rahmat Ahadi menyebut kondisi adiknya sudah jauh berkembang.
“Sangat pesat kemajuannya dibandingkan dua hari yang lalu yang dia belum bisa merespons dan hanya bisa membuka mata. Sekarang sudah bisa merespons,” ujar Rahmat.
Walaupun kondisi sudah membaik, aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh Faisal masih terbatas dan ingatan jangka pendeknya belum pulih. Rahmat mengaku dia sempat menanyai Faisal, namun adiknya itu masih belum bisa mengingat apa-apa tentang kejadian yang menimpanya.
“Sudah bisa mulai pegang kepala, tidur dengan melipat tangan, tapi memori jangka pendek belum bisa kembali,” kata Rahmat.
Faisal menjadi korban dalam aksi unjuk rasa di DPR, Selasa (24/9). Usai ditemukan, dia dilarikan ke RS Pelni, untuk kemudian mendapat penanganan medis pada bagian kepala dan bahu.