Kamis 26 Sep 2019 19:13 WIB

Immawan Randi Kader PMII, IMM, & HMI

Immawan Randi meninggal setelah tertembak peluru tajam di dada.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto melayat almarhum Randi sambil menunggu proses otopsi di Rumah Sakit Abu Nawas Kendari, Kamis (26/9).
Foto: dok. PP Pemuda Muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto melayat almarhum Randi sambil menunggu proses otopsi di Rumah Sakit Abu Nawas Kendari, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Immawan Randi (21 tahun), mahasiswa Halu Oleo yang tewas akibat aksi represif polisi di Kendari, ternyata merupakan kader dari tiga organisasi mahasiswa Islam di Sulawesi Tenggara. Randi dikabarkan pernah mengikuti jenjang kaderisasi tiga organisasi mahasiswa Islam, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang berafiliasi dengan NU, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Ketua DPD IMM Sulawesi Tenggara Marsono mengatakan, almarhum Randi merupakan kader IMM di Universitas Halu Oleo. Selain itu, kata dia, almarhum juga pernah ikut jenjang kaderisasi organisasi Islam lain.

Baca Juga

"Almarhum pernah ikut pelatihan kader dasar di HMI dan PMII," kata Maraono kepada wartawan, Kamis (26/9).

photo
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto melayat almarhum Randi sambil menunggu proses autopsi di Rumah Sakit Abu Nawas Kendari, Kamis (26/9).

Marsono mengatakan, Randi adalah mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo. Ada luka tembak di bagian dada kanannya.

Usai aksi bentrok dengan aparat kepolisian, Randi tertembak di dada kanan, kemudian sekitar pukul 15.00 WITA, Randi dibawa oleh sejumlah rekannya ke Unit Gawat Darurat RS Dokter Ismoyo dalan keadaan kritis. Namun nahas, nyawa Randi tidak tertolong.

Ucapan belasungkawa pun disampaikan oleh tiga organisasi mahasiswa Islam, baik PMII, HMI, dan IMM. Di PMII, Randi tercatat sebagai kader PMII Rayon Perukanan Komisariat Universitas Halu Oleo, dan di HMI, Randi aktif sebagai kader IMM Cabang Kendari.

photo
IMM BERDUKA

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Najih Prastiyo mengutuk keras aksi brutal polisi ini. Menurut Najih, peristiwa ini adalah bukti nyata dari tindakan represif yang dilakukan oleh pihak keamanan terhadap mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasinya.

“Kami, IMM se-Indonesia menyatakan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya salah satu kader IMM yang tertembak peluru tajam ketika melakukan aksi unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ini adalah kehilangan yang sangat besar bagi kami,” ungkap Najih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement