REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang menderita atau mengidap cacat jantung dan paru-paru merupakan kelompok paling rentan terkena dan terserang polutan. Terutama saat bencana kabut asap melanda di sejumlah daerah.
"Jadi bukan tergantung umur atau atau jenis kelamin," kata Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto di Jakarta, Rabu (25/9).
Sebagai contoh, kata dia, penderita asma kronis dan jantung paru yang lemah dipastikan akan lebih cepat terkena dan mudah apabila terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kemudian, setelah itu kelompok rentan yang mudah terserang polutan yaitu anak kecil karena fungsi parunya belum begitu sempurna. Seterusnya yaitu ibu hamil dan terakhir kategori dewasa. "Jadi ini tidak bicara umur atau gender tapi lebih kepada kapasitas dasar jantung parunya," katanya.
Temuan Kemenkes di lapangan, banyak kelompok pemuda yang mengidap asma kronis dan ketika terpapar kabut asap langsung bengek atau sesak napas.
Selain Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), iritasi mata dan iritasi pada saluran napas merupakan penyakit yang cukup banyak ditemukan petugas kesehatan selama bencana karhutla di beberapa daerah.
"Iritasi mata dan iritasi pada saluran napas ini naik tinggi dan apabila tidak diatasi dengan baik maka terjadi ISPA," katanya.