REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RS Pelni Jakarta menjadi salah satu rumah sakit yang merawat korban demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, pada Selasa (25/9). Menurut Direktur Rumah Sakit (RS) Pelni, dr Dewi Fankhuningdyah, mengatakan ada 13 korban yang masuk ke rumah sakitnya.
"Tiga yang masih dirawat dan sisanya sudah dipulangkan," kata Dewi, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Dewi menjelaskan, para pasien yang datang merupakan korban dari demonstrasi sejak Selasa (24/9). Dia menegaskan jika rumah sakit belum mengeluarkan pernyataan resmi soal kondisi korban demonstrasi.
Selain RS Pelni, sebanyak 90 mahasiswa korban kericuhan demonstrasi di sekitar Gedung DPR-MPR RI Jakarta dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan.
"Update-nya itu ada 90 pasien," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat RSPP Agus W Susetyo, Rabu dini hari.
Agus menjelaskan, dari 90 korban yang dilarikan ke IGD RSPP, 74 orang di antaranya berstatus hijau. Artinya, kondisi pasien tidak memerlukan penanganan serius dan bisa langsung pulang.
Sebelumnya, gabungan mahasiswa menggelar demonstrasi sejak Selasa (24/9), untuk menyampaikan tuntutan soal penolakan RUU KUHP dan UU KPK maupun RUU menyangkut agraria. Ribuan mahasiswa itu berasal dari Universitas Negeri Jakarta, Trisakti, Paramadina, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Lampung, perwakilan UGM, Cipayung plus, HMI, dan GMNI, serta mahasiswa lainnya.
Selain itu, mahasiswa juga berasal dari Aliansi Mahasiswa Banten, yakni dari Universitas Banten Jaya, Universitas Tirta, Bina Bangsa, dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Banten.