REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) sempat ingin menemui mahasiswa yang berdemonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9). Namun, kata dia, terjadi tarik ulur antar anggota dewan terkait pertemuan dengan mahasiswa tersebut.
"Tadi (sore) sudah mau ketemu tapi ada tarik ulur internal tadi," kata Harry saat bernegosiasi dengan mahasiswa yang menutup Jalan Gatot Subroto di bawah Fly Over JCC Senayan, Selasa pukul 21.30 WIB.
Meski terjadi tarik ulur, kata Harry, akhirnya Bamsoet mau bertemu dengan mahasiswa di dalam gedung DPR. Bamsoet meminta 60 orang mahasiswa untuk masuk menemuinya.
"Ternyata, saya diminta (mahasiswa) agar ngobrolnya di luar. Saya nego lagi ke dalam. Saya nunggu karena dewan juga punya kegiatan dan pak Bambang kakinya sakit," ucapnya.
Akan tetapi, pertemuan itu akhirnya tak kunjung terjadi. "Saya tidak bisa memaksakan. Kemampuan saya terbatas sebagai Kapolres," kata Harry.
Adapun tuntutan mahasiswa dalam demonstrasi yang diikuti ribuan mahasiswa tersebut adalah menolak pengesahan sejumlah rancangan undang-undang seperti RUU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). Selain itu mereka juga meminta UU KPK yang disahkan pekan lalu untuk dicabut.
Mereka juga menolak sejumlah RUU lain yang dinilai bermasalah karena merugikan kepentingan publik yakni RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, RUU Pertanahan, dan RUU Ketenagakerjaan.