Selasa 24 Sep 2019 12:58 WIB

BMKG: Jarak Pandang di Riau Lebih Bagus Setelah Hujan

Tingkat polutan di Pekanbaru sempat turun pada Senin setelah turun hujan.

Dua ekor burung bertengger di atas tiang lampu penerangan jalan dengan latar belakang matahari yang terlihat samar akibat pekatnya kabut asap karhutla di Pekanbaru, Riau, Minggu (22/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Dua ekor burung bertengger di atas tiang lampu penerangan jalan dengan latar belakang matahari yang terlihat samar akibat pekatnya kabut asap karhutla di Pekanbaru, Riau, Minggu (22/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan kondisi di Provinsi Riau yang terdampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama beberapa waktu terakhir relatif membaik setelah turun hujan pada Senin (23/9) sore. Jarak pandang (visibility) di Kota Pekanbaru setelah hujan pada Senin mencapai sekitar 4-5 kilometer.

"Hari ini (24/9) masih terdeteksi asap, tapi jarak pandang lebih bagus dibandingkan sebelumnya," kata Staf Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Ahmad Agus di Pekanbaru, Selasa (24/9).

Baca Juga

Pada Selasa pagi, dia menyatakan jarak pandang turun lagi karena pengaruh asap, yakni berkisar 700 meter hingga satu kilometer. Di Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, jarak pandang mencapai satu kilometer, Kota Dumaidua kilometer, dan Kabupaten Pelalawan sekitar satu kilometer.

Selain itu, kata dia, parameter membaiknya kondisi Riau juga dilihat dari kualitas udara berdasarkan penghitungan polutan partikel meter 10 (PM10). Agus mengatakan tingkat polutan di Pekanbaru setelah hujan pada Senin (23/9) turun dari sekitar 700 menjadi di angka 160-180. Hal itu, artinya udara dari kategori berbahaya turun membaik ke kategori tidak sehat.

Pada Selasa pagi ini, terpantau kandungan polutan naik lagi ke angka 234, mendekati kategori sangat tidak sehat. "Artinya hujan sangat signifikan mengurangi asap, meski hujan masih di sebagian daerah," katanya.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukkan ada 39 titik panas sebagai indikasi karhutla di Riau. Lokasi paling banyak di Kabupaten Rokan Hilir dengan 19 titik, Indragiri Hilir 10 titik, Kota Dumai enam titik, Kabupaten Bengkalis tiga titik, dan Kepulauan Meranti satu titik.

Dari jumlah tersebut, ada 27 yang teridentifikasi titik api. Lokasi paling banyak di RokanHilirdengan 13 titik dan Indragiri Hilir delapan titik, sedangkakansisanya di Dumaiempat titik dan Bengkalis dua titik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement