REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta berencana untuk menggunakan energi baru terbarukan dalam rangka berkontribusi mengurangi emisi di Indonesia. Hal ini akan diterapkan pada pembangunan MRT fase berikutnya.
“Jadi untuk fase dua dan fase-fase selanjutnya secara serius MRT Jakarta sedang merencanakan penggunaan energi bersih dan terbarukan,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Stasiun MRT Grab Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (20/9).
Ia mengatakan bahwa rencana tersebut merupakan salah satu mimpinya untuk membawa MRT Jakarta bisa berkontribusi terhadap upaya pengurangan emisi secara signifikan. Sebab, mengingat mayoritas emisi yang ada di perkotaan berasal dari transportasi.
“Suatu saat saya ingin melihat MRT memakai energi bersih, baru dan terbarukan, karena kalau sekarang kan dengan PLN walaupun pakai listrik tapi sumbernya datang dari batu bara,” ujar William.
Ia menjelaskan, energi bersih merupakan energi yang bisa berasal dari gas dan sebagainya. Sedangkan energi baru terbarukan adalah energi yang berasal dari matahari, angin, air, serta sumber lainnya.
“Kami minta sumber-sumber MRT berikutnya itu adalah energi baru dan bersih,” ujar William.
Ia menuturkan, dalam mempersiapkan rencana tersebut pihaknya sekarang sedang mengkaji secara mendalam terkait berbagai langkah yang akan diambil sebelum benar-benar mengalihkan dari energi listrik ke energi terbarukan. “Kami mencoba melihat inisiatif-inisiatif pengurangan emisi salah satunya termasuk energi seperti apa yang akan kami dorong selanjutnya,” katanya.
William mengatakan PT MRT Jakarta sangat terbuka bagi berbagai pihak yang berniat menjalin kerja sama dalam rangka mewujudkan hal tersebut. Salah satu pihak yang telah bekerja sama adalah Yayasan WWF Indonesia.