Kamis 19 Sep 2019 16:33 WIB

Kabut Asap Masuk ke RSUD Petalama Bumi Pekanbaru

Pegawai dan perawat RSUD harus gunakan masker hindari kabut asap.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Bayi berusia delapan bulan bernama Darisa Tibyan menghirup oksigen dari tabung melalui selang saat mendapat perawatan di RSUD Petala Bumi, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019).
Foto: Antara/FB Anggoro
Bayi berusia delapan bulan bernama Darisa Tibyan menghirup oksigen dari tabung melalui selang saat mendapat perawatan di RSUD Petala Bumi, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin pekat menyelimuti Provinsi Riau. Kabut asap bahkan terasa hingga ke dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Petalama Bumi di Kota Pekanbaru.

“Bisa dilihat kan agak berkabut di dalam sini (rumah sakit), asap sampai terasa ke dalam. Makanya kita harus tetap pakai masker di dalam ruangan,” kata Direktur Utama RSUD Petala Bumi, Eka Y. Ningsih, Kamis (19/9).

Baca Juga

Berdasarkan pantauan, mayoritas pegawai dan perawat yang bersiaga di lantai satu tempat informasi dan pendaftaran pasien terpaksa mengenakan masker. Pemandangan yang sama juga terlihat di ruang rawat inap pasien di lantai dua.

Manajemen RSUD sampai menyiagakan ruang evakuasi bagi pegawai di lantai dua. Eka mengatakan ruang Unit Gawat Darudat (UGD) rumah sakit milik Pemprov Riau tersebut dijadikan Posko kesehatan bagi korban terpapar kabut asap karhutla sejak tanggal 14 September lalu.

Ratusan warga sudah mendatangi layanan tersebut, tercatat ada 188 pasien menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan 36 pasien asma.

Posko tersebut siaga 24 jam dan sebagian besar warga yang datang mengalami sesak napas dan harus diobati dengan alat nebulizer. “Kalau saya perhatikan, lebih banyak pasien manula yang datang untuk mendapat perawatan,” kata

Dari ratusan pasien tersebut dua di antaranya masih bayi. Salah satunya bernama Darisa Tibyan yang dirujuk dari Puskesmas Rumbai karena diare dan ISPA.

Ia mengatakan banyak warga tidak menyadari betapa bahayanya jerebu karhutla bagi kesehatan. Karena itu, warga banyak jatuh sakit apalagi asap sudah menyelimuti Pekanbaru selama sebulan terakhir.

“Asap ini partikelnya sangat kecil sehingga bisa langsung masuk ke paru-paru. Daya tahan tubuh jadi menurun apalagi buat bayi, manula, hamil, sangat rentan. Paling ringan gejalanya kita bisa merasa pusing, tidak enak otot, sampai sesak napas. Asap juga memicu penyakit kambuh seperti asma, sedangkan untuk jangka panjangnya paru-paru kita jadi tidak kuat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement