Kamis 19 Sep 2019 09:22 WIB

BMKG: Jumlah Titik Panas Capai 3.082 se-Asia Tenggara

Jumlah titik panas menurun dibanding awal September.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Para petugas gabungan pemadaman titik api karhutla di Riau
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Para petugas gabungan pemadaman titik api karhutla di Riau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta kepada masyarakat untuk terus mewaspadai sebaran asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Indonesia khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Walau pun kecenderungan jumlah titik panas di Indonesia menurun dibanding periode awal september 2019.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo menyebut Penurunan jumlah titik panas di wilayah ASEAN terdeteksi berdasarkan citra Satelit Terra, Aqua, Suomi-NPP, NOAA-20, dan Himawari-8 selama 3 hari terakhir (15 – 17) September 2019. BMKG telah mengidentifikasi setidaknya terdapat 3.082 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara.

Baca Juga

"Jumlah titik panas ini lebih rendah dibandingkan dengan jumlah titik panas pada periode waktu 2-12 September 2019 yang mencapai 8.018 titik," katanya dalam siaran persnya, Kamis (19/9).

Ia menyebut lokasi titik panas tersebut diantaranya berada di wilayah Indonesia (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Ada juga yang terdeteksi di Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, Kamboja, dan Timor Leste.

Di wilayah Indonesia pada tanggal 14 September terdeteksi titik panas mencapai 5.115 titik. Jumlah titik panas mengalami penurunan sejak tanggal 15 September 2019 sampai dengan tgl 17 September ini, khususnya di wilayah Kalimantan.

"Terdeteksi masih adanya sebaran asap yang memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dari wilayah Sumatera. Selain itu pada waktu yang sama, terdeteksi pula adanya sebaran asap yang meluas hingga wilayah Serawak Malaysia dari Kalimantan Barat," ujarnya.

Ia menjelaskan kondisi ini dapat terjadi karena arah angin di wilayah Riau bertiup dari arah tenggara – selatan ke utara – timur laut. Sementara arah angin di wilayah Kalimantan Barat ke arah Utara.

"Kecenderungan penurunan jumlah titik panas di Indonesia dan negara ASEAN secara tidak langsung dapat menurunkan sebaran Asap di wilayah Indonesia dan Malaysia," ucapnya.

Namun, ia mengimbau masyarakat masih harus mewaspadai terjadinya karhutla dikarenakan potensi hujan  yang masih belum signifikan di  daerah tersebut. Saat ini dalam mengupayakan peningkatan potensi hujan di daerah terjadinya karhutla, BMKG berkerjasama dengan TNI, BPPT dan BNPB melakukan kegiatan teknologi modifikasi cuaca.

"Tujuannya untuk memaksimalkan potensi hujan di wilayah karhutla yang sudah dilaksanakan beberapa tempat di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah," tuturnya.

Beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk 7 hari kedepan (19 - 25 september 2019)  adalah:

- Aceh

- Sumatera Utara

- Pesisir Utara Kalimantan utara

- Papua. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement