Senin 16 Sep 2019 18:17 WIB

Di Depok, Merokok di Angkot Didenda Rp 1 Juta

Pemkot Depok menargetkan pencapaian kepatuhan 80 persen terhadap PKTR.

Rep: Rusdy Nurdiandyah/ Red: Muhammad Hafil
Rokok selundupan. (ilustrasi)
Foto: ABC News
Rokok selundupan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Warga yang kedapatan atau ketahuan merokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR), salah satunya di angkutan kota (angkot) dikenakan sanksi Rp 1 juta atau hukuman tiga bulan penjara.

Penegakan KTR  berlandaskan Perda No. 03 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Peraturan Wali Kota No. 126 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian Kawasan TanpaRokok. "Di Perda Kota Depok sudah mengatur larangan merokok sembarangan tempat, salah satunya di dalam angkot. Lalu juga dilarang memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau mempromosikan produk tembakau," ujar Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad, Senin (16/9).

Baca Juga

Idris menegaskan bahwa Pemkot Depok tidak melarang penjualan rokok. Pihaknya hanya melarang penjual memajang rokok. Tim Pembinaan dan Pengawasan KTR yang dibentuk bisa membantu Pemkot Depok dalam mengawasi beberapa tempat yang masuk dalam KTR.

"Dalam mengimplementasikan pembinaan dan pengawasan KTR perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Dengan begitu, penerapannya dapat maksimal dan dilakukan dengan baik," ujar Idris.

Adapun unsur pembinaan dan pengawasan KTR Kota Depok antara lain Sekretaris Daerah Kota Depok sebagai Tim Pembina. Kemudian, Dinas Kesehatan (Dinkes), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan (Dishub) dan beberapa perangkat daerah terkait di Depok. Selain itu juga Kantor Kementerian Agama Kota Depok, No Tobacco Comunity (NoTC), serta unsur media.

"Selanjutnya, untuk kawasan yang dinyatakan sebagai KTR antara lain kawasan tempat kerja, kawasan tempat umum, dan kawasan sarana kesehatan. Lalu kawasan tempat belajar mengajar, kawasan tempat bermain, kawasan tempat ibadah, dan di dalam angkot," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita menambahkan, kesadaran warga Depok terhadap KTR masih rendah. Masih banyak warga yang merokok di tempat umum. "Dari data tersebut, bisa diukur sejauh mana keberhasilan Pemerintah Kota Depok dalam menegakkan Perda KTR," terangnya.

Dia menambahkan, Pemkot Depok ke depan akan menargetkan pencapaian kepatuhan 80 persen terhadap PKTR. Pemerintah akan menggandeng Organisasi Perangkat Daerah untuk menindak pelanggar perda.

Diketahui, dalam Pasal 17 hingga Pasal 23 Perda 3/2014 dijelaskan lokasi-lokasi yang merupakan Kawasan Tanpa Rokok, di antaranya tempat umum, tempat kerja, tempat ibadah, tempat bermain dan/atau tempat berkumpul anak, angkutan umum, lingkungan tempat proses belajar mengajar, dan sarana kesehatan.

"Defisinisi tempat umum di sana melingkupi pasar modern, pasar tradisional, pertokoan, tempat wisata, tempat hiburan, hotel, restoran, halte, gedung kesenian, bioskop, terminal, stasiun dan sarana olahraga," tutur Novarita.

Dia memaparkan, dalam Pasal 44 Perda 3/2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok, setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 13, Pasal 14 ayat(1), Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 19 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 22 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1), diancam dengan pidana kurungan paling lama 7 (tujuh) hari atau denda paling banyak Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). "Jadi jangan coba-coba merokok di dalam angkot karena akan kena denda Rp 1 juta," ucap Novarita. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement