REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kawasan hutan di lereng timur Gunung Slamet, terbakar lagi. Pada Rabu (11/9), kebakaran sempat terjadi di kawasan hutan pinus dan berhasil dipadamkan. Namun pada Kamis (12/9), api kembali terlihat di kawasan hutan tersebut, bahkan mencakup area yang lebih luas.
"Hingga saat ini, kami bersama pihak terkait masih berupaya melokalisir api agar tidak makin meluas," jelas Junior Manajer Bisnis Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito, Jumat (13/9).
Dia menyebutkan, hutan yang terbakar berada di ketinggian 1.800 mdpl masuk wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Timur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur. "Lokasi hutan yang terbakar, masuk wilayah Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga," jelasnya.
Sedangkan hutan yang terbakar, merupakan hutan tanaman pinus yang ditanam pada tahun 1997. Dengan demikian, usia pohon yang terbakar sudah cukup tua.
Untuk menangani kobaran api tersebut, Sugito menyebutkan, pihaknya mengerahkan lebih dari 626 personel. Mereka yang ikut berupaya memadamkan api berasal dari karyawan Perhutani, pihak kepolisian, TNI, BPBD, Satpol PP Purbalingga, PMI, Damkar Kecamatan Karangreja, komunitas pecinta alam, serta berbagai elemen warga di Desa Kutabawa.
Strategi yang dilakukan, melokalisir api agar tidak semakin meluas. Namun hingga Jumat (13/9) siang, asap masih terlihat mengepul dari kawasan hutan yang terbakar. "Kondisi medan yang berjurang dan semak-semak yang tebal, membuat kami kesulitan melakukan upaya pemadaman," jelasnya.
Komandan Koramil Karangreja Kapten Riswanto selaku Koordinator Lapangan Upaya Pemadaman Kebakaran Hutan, menyebutkan luas kawasan hutan yang terbakar hingga Jumat (13/9), telah mencapai areal selaus 14,3 hektare. Dia menyebutkan, api yang kembali berkobar di kawasan hutan pinus tersebut, kemungkinan disebabkan upaya pemadaman yang pada Rabu (11/9) lalu, tidak tuntas seluruh. "Kemungkinan saat itu masih ada bara yang belum padam, sehingga kembali menyulut kebakaran," jelasnya.
Dengan personel pemadam sebanyak 626 orang, dia menyebutkan, upaya pemadaman masih terus dilakukan. Strategi pemadaman dilakukan dengan pembuatan sekat bakar di luar area yang terbakar.
"Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan hanya dengan melokalisir api, agar tidak makin meluas. Tidak mungkin kita melakukan pemadaman dengan menyiram air, karena di lokasi kebaran tidak ada air," jelasnya.
Dia berharap, melalui cara ini api tidak makin meluas. "Saat ini personel yang ada di lapangan masih melakukan pengecekan apakah sekat yang dibuat mampu melokalisir api. Kalau masih ada titik api yang melewati batas sekat, kita akan padamkan dengan peralatan yang kita bawa," katanya.