Jumat 13 Sep 2019 15:46 WIB

Sering Kecelakaan, Polres Purwakarta Gelar Doa di Cipularang

Doa bersama ini digelar setelah melaksanakan Shalat Jumat.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Jajaran Polres Purwakarta menggelar doa bersama, untuk mendoakan arwah yang menjadi korban kecelakaan dan keselamatan pengendara lainnya, di Rest Area KM 97 jalur B, Kabupaten Purwakarta, Jumat (13/9).
Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Jajaran Polres Purwakarta menggelar doa bersama, untuk mendoakan arwah yang menjadi korban kecelakaan dan keselamatan pengendara lainnya, di Rest Area KM 97 jalur B, Kabupaten Purwakarta, Jumat (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sepuluh hari pascakecelakaan beruntun yang menewaskan delapan warga, di ruas Tol Cipularang KM 91+200, jajaran Polres Purwakarta menggelar doa bersama. Doa bersama ini, digelar di Masjid Al Mi'raj rest area KM 97, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.

Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, mengatakan, doa bersama ini digelar setelah melaksanakan Shalat Jumat. Tujuannya, untuk mendoakan arwah yang meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi pada 2 September lalu. Serta, berdoa semoga korban yang selamat segera diberi kesembuhan.

Baca Juga

"Tak hanya itu, doa bersama ini diharapkan supaya kedepannya tidak ada lagi kecelakaan menonjol di sepanjang ruas Tol Cipularang," ujar Matrius, kepada Republika.co.id, Jumat (13/9).

Menurut Matrius, doa bersama ini melibatkan para pemangku kepentingan lalu lintas angkutan jalan. Selain dari kepolisian, unsur lain yang hadir yakni dari Jasa Marga, Dishub, Damkar, Jasa Raharja, termasuk masyarakat sekitar.

Pihaknya berharap, dengan doa bersama ini kedepannya tidak ada lagi kecelakaan yang menonjol. Termasuk juga, mendoakan supaya pengendara yang melintasi ruas Tol Cipularang, terutama dari KM 80 sampai 100, diberi keselamatan.

Matrius mengakui, ruas Tol Cipularang, terutama di jalur B (Bandung arah Jakarta) dari KM 100 sampai 80, merupakan titik rawan kecelakaan. Karena, berdasarkan pengamatan dan evaluasi, di sepanjang jalur itu kondisi jalannya bagus. Tetapi, posisinya menurun.

Dengan kondisi ini, banyak kendaraan yang memacu kecepatan di atas ketentuan. Yakni, lebih dari 80 kilometer per jam. Kecepatan yang tinggi ini, berdampak buruk terhadap kendaraan tersebut. Apalagi, ditunjang dengan kondisi over dimensi dan over loading.

Selain itu, banyak juga kendaraan yang mengalami gagal fungsi kinerja rem. Sehingga, mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Salah satunya, seperti yang terjadi pada 2 September lalu, dimana saat itu ada 20 kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun.

"Karena itu, kami menghimbau kepada pengguna jalan yang melintasi Cipularang, untuk lebih hati-hati, pastikan kondisi tubuh fit, dan kondisi kendaraan juga bagus," ujar Matrius. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement