Jumat 13 Sep 2019 14:07 WIB

Cerita AGP, Habibie, dan Lelang Kamera untuk Serambi Makkah

Habibie juga dikenal sosok yang peduli pendidikan dan nestapa warga.

Pak Habibie ikhlas melelang kamera kesayangan untuk membantu Aceh. Kamera itu menjadi hak pemilik yang menawarkan harga tertinggi. Pendiri Artha Graha Peduli (AGP) Pak Tomy Winata yang mengikuti lelang di Istana Negara kala itu memutuskan mengajukan angka tertinggi agar kamera itu tetap berada di Indonesia
Foto: Artha Graha Peduli
Pak Habibie ikhlas melelang kamera kesayangan untuk membantu Aceh. Kamera itu menjadi hak pemilik yang menawarkan harga tertinggi. Pendiri Artha Graha Peduli (AGP) Pak Tomy Winata yang mengikuti lelang di Istana Negara kala itu memutuskan mengajukan angka tertinggi agar kamera itu tetap berada di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecerdasan Profesor BJ Habibie tidak diragukan lagi oleh dunia. Selain  jenius, Presiden Republik Indonesia ini juga dikenal berhati mulia atau memiliki nilai-nilai kemanusiaan.

Suatu ketika Habibie peduli dengan keadaan di Aceh dan ingin membantu mereka. Bagaimana cara Habibie membantu warga Aceh?

“Pak Habibie ikhlas melelang kamera kesayangan untuk membantu Aceh. Kamera itu menjadi hak pemilik yang menawarkan harga tertinggi. Pendiri Artha Graha Peduli (AGP) Pak Tomy Winata yang mengikuti lelang di Istana Negara kala itu memutuskan mengajukan angka tertinggi agar kamera itu tetap berada di Indonesia dan dijaga baik,” kata Ketua AGP Heka Hertanto, Kamis (12/9).

photo
BJ Habibie saat melepas kamera kesayangannya kepada pengusaha muda nasional, Tomy Winata.

Heka menuturkan, Habibie juga dikenal sosok yang peduli pendidikan dan nestapa warga. Tidak segan-segan, BJ Habibie yang dikebumikan di Jakarta pada Kamis (12/9) dalam usia 83 tahun ini mau melepas kepemilikan kamera yang disenanginya demi membantu warga.

"Hingga kini, kamera Bapak BJ Habibie masih dirawat baik oleh AGP, bersama sertifikat keasliannya. Ini jadi sejarah tersendiri bagi kami," jelas Heka.

Perihal Habibie suka memotret ini telah menjadi cerita lama. Itu antara lain berdasarkan jejak rekam yang menunjukkan suatu ketika BJ Habibie mengeluarkan kamera sakunya lalu membidik kamera ke wartawan yang menunggu kedatangan Presiden Filipina saat itu, Joseph Estrada di Batam, Selasa (13/10/1998) silam. Presiden Estrada bertemu Habibie disela-sela kesibukannya mengikuti pertemuan ekonomi di Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement