Jumat 13 Sep 2019 00:24 WIB

Kerugian Bencana di Sukabumi Selama Agustus Capai Rp4,34 Miliar

BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat kerugian bencana alam mencapai Rp4,345 miliar.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

SUKABUMI, AYOBANDUNG.COM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat, kerugian akibat bencana alam sepanjang Agustus 2019 mencapai Rp4,345 miliar.

"Kerugian paling besar diakibatkan bencana gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Sumur, Banten berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) yang merusak puluhan rumah pada 2 Agustus lalu," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna di Sukabumi, Rabu (11/9/2019).

Ia mengatakan, pada Agustus 2019 gempa bumi terjadi hingga 22 kali. Namun yang paling parah adalah saat gempa yang berpusat di Banten.

AYO BACA : Mengenal Batik Lokatmala Khas Sukabumi

Sumbangan terbesar kerugian akibat bencana lainnya tidak hanya dari gempa bumi saja, kasus kebakaran juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Pada Agustus tercatat terjadi 19 kasus kebakaran.

Tingginya kerugian akibat bencana tersebut karena biasanya rumah rusak berat dan tidak bisa dihuni lagi sehingga pemiliknya harus mengungsi. Ditambah bencana kekeringan akibat kemarau panjang yang terjadi 22 kasus.

Pada bulan lalu pun terjadi beberapa kasus bencana lainnya seperti longsor ada enam kasus dan bencana lain-lain sebanyak enam kejadian. Seluruh warga yang terdampak atau menjadi korban bencana khususnya rumahnya yang rusak sudah mendapatkan bantuan darurat.

AYO BACA : Kebakaran di Segog Sukabumi, Satu Korban Terluka Parah

Bantuan yang diberikan tergantung dari kebutuhan dan jenis bencana, mulai dari bantuan makanan, perlengkapan makan, tidur dan mandi. Serta ada juga yang diberikan bantuan berupa bahan bangunan untuk korban bencana kebakaran maupun gempa bumi yang rumahnya rusak berat dan sedang.

"Untuk jumlah warga yang terdampak bencana sebanyak 50 kepala keluarga atau 147 jiwa dan yang mengungsi 28 KK atau 89 jiwa, namun tidak ada korban jiwa akibat bencana sepanjang Agustus lalu hanya beberapa warga mengalami luka-luka," tambahnya.

Daeng mengatakan untuk September ini bencana didominasi kasus kebakaran permukiman warga, hutan, dan lahan. Bahkan, beberapa hari lalu pihaknya menerima laporan hutan dan lahan yang berada di Gunung Walat Cibadak mengalami kebakaran.

Kebakaran rumah yang terjadi biasanya dikarenakan hubungan arus pendek listrik, sementara untuk karhutla disebabkan beberapa faktor seperti adanya pembakaran lahan pertanian yang apinya merembet sehingga kebakaran meluas.

Maka dari itu, secara rutin pihaknya mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran, apalagi pada musim kemarau ini kondisi lahan, hutan dan permukiman kering sehingga jika terjadi kebakaran api bisa dengan cepat menjalar.

AYO BACA : Sukabumi Waspadai Peredaran Narkoba yang Kembali Marak

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement