Ahad 08 Sep 2019 22:32 WIB

Biaya Pendidikan dan Rekreasi Pengaruhi Inflasi di Tasik

Tingkat inflasi di Kota Tasikmalaya pada Agustus 2019 mengalami penunurunan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Elba Damhuri
Ilustrasi Inflasi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tingkat inflasi di Kota Tasikmalaya pada Agustus 2019 mengalami penunurunan. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), secara bulanan inflasi Kota Tasikmalaya tercatat 0,04 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,19 persen (mtm).

Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Eman Patria mengatakan angka itu juga lebih rendah dibandingkan inflasi Provinsi Jawa Barat yang sebesar 0,39 persen (mtm) dan nasional 0,12 persen (mtm). Dengan perkembangan itu, inflasi tahunan tercatat 2,08 persen (yoy) dan inflasi tahun berjalan sebesar 1,78 persen (ytd).

"Selama Agustus 2018 terpantau lima kelompok yang mengalami inflasi," kata dia, Jumat (6/9).

Eman menyebutkan, tekanan inflasi tertinggi berasal dari kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga yang mengalami inflasi 1,15 persen (mtm) dengan andil 0,07 persen terhadap inflasi umum. Hal itu dinilai didorong oleh kenaikan harga pada sub-kelompok pendidikan.

Berdasarkan komoditasnya, lanjut Eman, tekanan utama inflasi masih berasal dari kenaikan harga cabai, baik cabai merah dengan andil 0,048 persen, cabai rawit andil 0,028 persen, maupun cabai hijau andil 0,025 persen. Hal itu disebabkan terbatasnya pasokan hasil panen pada akhir Juni yang tidak setinggi perkiraan.

Namun pada akhir Agustus hingga saat ini, harga cabai sudah berangsur turun sehubungan dengan telah dilakukan panen di beberapa daerah di Priangan Timur, termasuk Garut. "Selain cabai, masuknya periode tahun ajaran baru juga mendorong inflasi pada biaya pendidikan, terutama tingkat Sekolah Menengah Pertama yang meningkat 8,92 persen (mtm) dengan andil 0,032 persen terhadap inflasi," kata dia.

Eman mengatakan satu kelompok yang mengalami deflasi yaitu bahan makanan, dan satu kelompok stabil yaitu transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.  Ia menambahkan, secara umum tekanan inflasi dapat tertahan oleh deflasi pada kelompok bahan makanan yang masih merupakan efek normalisasi harga pangan setelah Idul Fitri.

Inflasi pangan tercatat -0,51 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,81persen (mtm). Komoditas penyumbang utama deflasi adalah tomat sayur dengan andil -0,083 persen, tomat buah andil -0,040 persen, bawang merah andil -0,034 persen, jeruk andil -0,033 persen, dan ketimun andil -0,020 persen.

Dalam rangka upaya pengendalian inflasi, Eman menyebutkan, TPID Kota Tasikmalaya terus bersinergi melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung stabilisasi harga, termasuk menjaga ketersediaan pasokan. Menurut dia, Dinas Ketahanan Pangan Kota Tasikmalaya juga telah melaksanakan rangkaian gelar pangan murah pada tanggal 6-15 Agustus di tiga Kecamatan di Kota Tasikmalaya, di antaranya komoditas beras, selada, bawang daun, cabai merah, dan telur asin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement