PURWAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Kilometer 91 pada Senin (2/9) diduga akibat dump truck kelebihan muatan. Akibat kelebihan muatan, sistem pengereman kendaraan besar itu terganggu. Imbasnya dump truck tersebut menabrak apa saja yang ada di depannya.
"Dari keterangan saksi, kendaraan tersebut mengangkut 34 ton tanah merah. Padahal, kapasitas hanya 20 ton. Jadi, jelas, itu overload," katanya.
Atas hal itu, untuk sementara Rudy menduga kecelakaan beruntun terjadi akibat dua kendaraan dump truck yang kelebihan muatan. "Sopir truk sampai sekarang masih diperiksa, tapi statusnya masih saksi," kata dia.
AYO BACA : Masih Syok, Begini Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Tol Cipularang
Kapolda mengatakan hingga kini ia masih terus mendalami kasus kecelakaan yang melibatkan 20 kendaraan. Sopir dump truck pun diperiksa dan dites urine.
Hasil tes urine sopir dump truck yang terlibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Kilometer 91 negatif narkoba. "Jika yang bersangkutan terpengaruh narkoba atau alkohol, pasti tidak konsentrasi (saat mengemudi). Makanya dites urine," kata Kapolres Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat AKBP Martius, Selasa (3/9).
Ia mengatakan, tes urine terhadap sopir dump truck nopol B 9410 UIU bernama Subana (40 tahun) itu merupakan standar pemeriksaan.
AYO BACA : Video Amatir Warga Jadi Petunjuk Ungkap Tabrakan Maut Cipularang
Jalan Tol Cipularang Kilometer 91 di sekitar lokasi kejadian kondisinya sedikit menurun. Kendaraan besar jenis dump truck yang mengangkut tanah merah itu kemungkinan hilang kendali.
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Kilometer 91 arah Jakarta itu pada Senin (2/9/2019) melibatkan 20 kendaraan. Beberapa kendaraan hangus terbakar. Delapan orang meninggal dunia dan puluhan korban lainnya luka-luka.
AYO BACA : Satu Keluarga Asal Bekasi Jadi Korban Kecelakaan Cipularang
Ikuti Whatsapp Channel Republika
