Rabu 04 Sep 2019 07:10 WIB

Kiai Maruf: Solusi Gejolak Papua Perlu Pendekatan Budaya

Maruf Amin mencontohkan Gus Dur saat mengganti nama Irian menjadi Papua.

Rep: Al Khaledi/ Red: Teguh Firmansyah
Wapres terpilih Ma'ruf Amin (tengah) bersama Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj (kiri) dan Rais Aam KH Miftahul Akhyar (kanan) memberi tanggapan tentang gejolak yang terjadi di Papua usai menghadiri Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tokoh Muda NU di Ponpes An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Selasa (3/9/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Wapres terpilih Ma'ruf Amin (tengah) bersama Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj (kiri) dan Rais Aam KH Miftahul Akhyar (kanan) memberi tanggapan tentang gejolak yang terjadi di Papua usai menghadiri Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tokoh Muda NU di Ponpes An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Selasa (3/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Cawapres terpilih KH Ma'ruf Amin menilai penyelesaian gejolak di Papua perlu pendekatan budaya selain memakai cara keamanan 

Saat terjadi gejolak di Irian Jaya di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, kata Ma'ruf, Gus Dur langsung paham yang dikehendaki warga setempat dengan mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua.

Baca Juga

"Itu contoh langkah penyelesaian dengan pendekatan budaya yang juga sangat diperlukan untuk menyelesaikan gejolak yang terjadi saat ini," kata Ma’ruf Amin di sela-sela pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Tokoh Muda NU di Ponpes An-Nawawi, Tanara, Serang, Banten, Selasa.

Menurut Ma’ruf Amin pendekatan budaya seperti yang ditempuh Presiden ke-4 RI GusDur itu terbukti sangat tepat. Warga Papua berterima kasih dan menaruh hormat yang mendalam terhadap Gus Dur.

"Penyelesaian Papua ini bukan soal keamanan saja, tapi juga budaya. Untuk itu, nanti kami dari PBNU akan turut merumuskan seperti apa langkahnya sebagai bentuk sumbang saran untuk pemerintah,” kata Ma'ruf Aminyang juga angota Dewan Penasihat (Mustasyar) PBNU itu.

Turut hadir dalam kesempatan itu Ketua PBNU Said Aqil Siroj, Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, serta Ketua Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri serta para pengurus GP Ansor dan Banser.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement