Selasa 03 Sep 2019 13:20 WIB

Menhub Pastikan Bandara dan Pelabuhan di Papua Aman

Keamanan bandara dan pelabuhan di Papua dan Papua Barat tidak ada masalah

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Prajurit TNI AD berjaga di kawasan Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (20/08/2019).
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Prajurit TNI AD berjaga di kawasan Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (20/08/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, keamanan bandara dan pelabuhan di Papua dan Papua Barat tidak ada masalah. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan TNI-Polri dan masyarakat di sana terutama Jayapura.

"Insya allah relatif tidak ada gangguan di Jayapura. Sejak kejadian yang masif di tempat yang lain pun, di Jayapura take off landingnya berjalan normal," ujar Budi di Gedung Kemenkopolhukam, Selasa (3/9).

Budi mengaku belum membicarakan masalah pembatasan akses kepada Warga Negara Asing (WNA) untuk masuk ke Papua maupun Papua Barat. Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto telah rapat dengan Menteri Luar Negeri untuk membatasi akses WNA ke wilayah Papua.

Menurut Budi, penerbangan dari luar negeri dengan tujuan Papua memang tidak banyak sejak sebelum demontrasi terjadi. Sehingga, bukan karena ada unjuk rasa lalu penerbangan ke Papua berkurang.

Namun, ia mengatakan, kemungkinan pembatasan akses WNA ke wilayah Papua akan dikoordinasikan dengan menteri terkait. "Kita belum bicarakan (pembatasan WNA). Belum. Mungkin dalam waktu dekat akan kita koordinasi," kata Budi.

Pada Senin (2/9) kemarin, Wiranto Wiranto mengatakan, pemerintah membatasi akses masuk turis mancanegara ke Papua dan Papua Barat. Hal itu dimaksudkan untuk keamanan usai demonstrasi yang berujung kerusuhan di sana.

Akses kedatangan orang asing ke Papua dan Papua Barat untuk sementara dibatasi hingga situasi keamanan kondusif. Wiranto menuturkan, negara memiliki hak melakukan pembatasan kedatangan WNA dalam rangka keamanan nasional.

"Papua, Papua Barat tidak kami buka seluas-luasnya kepada kedatangan orang-orang asing di sana. Sehingga ada filter-filter yang harus kami lakukan," ujar Wiranto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement