Senin 02 Sep 2019 19:52 WIB

Turunan-Cekungan Km 91 Cipularang Disebut Sulitkan Pengemudi

Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipularang pada Senin (1/9).

Sebuah truk terguling di lokasi Kecelakaan beruntun Tol Cipularang KM 91 jalur B, Kabupaten Purwakarta, Senin (2/9).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Sebuah truk terguling di lokasi Kecelakaan beruntun Tol Cipularang KM 91 jalur B, Kabupaten Purwakarta, Senin (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turunan dan cekungan di Kilometer 91 Tol Cipularang disebut sebagai faktor yang menyulitkan pengendara mengendalikan laju kendaraan. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, kondisi itu bisa memicu terjadinya kecelakaan.

"Secara geometrik, kondisi jalanan di Tol Cipularang Km 91 arah Jakarta ada turunan dan cekungan, jadi banyak pengendara yang sulit mengendalikan laju kendaraan," ujar Budi, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin terkait kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan.

Baca Juga

Budi mengatakan, pihaknya menurunkan personel untuk mengidentifikasi lokasi kecelakaan, terutama terkait kondisi jalan dan rambu lalu lintas. Hasil dari identifikasi awal itu akan ditindaklanjuti dengan kajian agar kejadian kecelakaan maut itu tidak terjadi lagi, mengingat banyak kecelakaan telah terjadi di ruas tol tersebut.

Menurut catatan, daerah di ruas Tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang Kilometer 90 sampai dengan Kilometer 100. Sepanjang 10 kilometer tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang. Di dalam 10 kilometer tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat.

Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (disingkat Cipularang) adalah jalan tol yang melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat. Jalan tol yang membentang dari Cikampek-Purwakarta sampai Padalarang ini selesai dibangun pada akhir April 2005.

Pembangunannya dibagi dua tahap yaitu, Cikampek-Sadang (dibuka pada 1 Agustus 2003) dan Padalarang-Cikamuning (dibuka pada 21 September 2003) (17,5 km), dan Sadang-Cikamuning (dibuka pada 26 April 2005) (41 km). Melalui tol ini, dalam kondisi lancar, Jakarta-Bandung dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dihitung dari Cawang.

Tol ini berada di pegunungan sehingga jalannya naik-turun dan juga mempunyai banyak jembatan yang panjang dan tinggi. Di sepanjang Tol Cipularang tersebut terdapat enam jembatan dengan panjang bervariasi, yaitu Jembatan Ciujung sepanjang 500 meter (Km 95), Jembatan Ciujung sepanjang 500 meter (Km 95), Jembatan Cisomang 252 meter (Km 101), Jembatan Cikubang 520 meter (Km 110), Jembatan Cipada 720 meter 112 (km), dan Jembatan Cimeta 400 meter (Km 117).

Sejak dioperasikan pada 26 April 2005, jalan di tol Cipularang telah dua kali ambles, tepatnya di Km 91,6 wilayah Pasir Honje, Purwakarta yang terjadi 28 November 2005. Jalan Km 96,8 dari arah Jakarta menuju Bandung, yakni di Kampung Lebak Ater, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, juga longsor sepanjang 800 meter dengan kedalaman bervariasi antara 15 cm hingga 1 meter.

Seringnya terjadi kecelakaan maut di Tol Cipularang mengilhami sejumlah sineas untuk memproduksi film bergenre horor, seperti Film KM 97 (2013). Setahun kemudian muncul Tumbal 97 yang merupakan film yang didasarkan pada peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Virginia Anggraeni, istri dari artis Saipul Jamil.

Film KM 97 dibintangi Febby Febiola, Restu Sinaga, August Melasz, dan Garri Iskak dengan penulis skenario Hilman. Sedangkan Tumbal 97 oleh komedian sekaligus presenter Ruben Onsu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement