Ahad 01 Sep 2019 13:19 WIB

Pohon Matoa Jadi Simbol Persaudaraan Jatim-Papua

Pohon matoa tumbuh subur di Jatim memberikan pesan persaudaraan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Matoa buah khas dari Papua.
Foto: Anang Budiono/ANTARA
Matoa buah khas dari Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa terus berupaya mempererat dan memperkuat hubungan persaudaraan antara Jatim dengan Papua. Upaya tersebut digencarkan setelah terjadinya insiden di Kota Surabaya dan Malang, yang disebut-sebut sebagai cikal bakal terjadinya kerusuhan di beberapa kota di Papua dan Papua Barat.

   

Baca Juga

Upaya yang dilakukan kali ini adalah dengan melakukan penanaman penanaman bibit tanaman buah Matoa, yang merupakan pohon khas Papua. Penanaman dilakukan di halaman Edu Park, komplek Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Ahad (1/9).

Khofifah menyampaikan, penanaman pohon Matoa ini memiliki pesan simbolis, bahwa Jatim dan Papua adalah bersaudara, dalam satu bingkai NKRI. Hal ini dibuktikan dengan tumbuh suburnya buah Matoa di Jatim, seperti di Jombang, Kediri, dan Surabaya.

“Pesan kita adalah persaudaraan, bahwa apa yang tumbuh di Papua, kita juga mencoba menanam di sini, seperti Matoa. Ternyata tumbuh dengan subur berbuah lebat seperti di Kediri dan Jombang. Mudah-mudahan persaudaraan kita juga tumbuh subur dan baik,” ujar Khofifah.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menceritakan inspirasinya penanaman Matoa tersebut. Ini bermula saat Khofifah menjalankan kegiatan di Kediri. Saat itu dirinya melihat pohon khas Papua itu berbuah dengan sangat lebat. Kemudian, dia menghubungi pihak Masjid Al-Akbar untuk ikut mencari bibit untuk ditanam sekaligus mencari buah Matoa di Surabaya.

“Alhamdulillah dapat. Hari ini, kita juga berbagi buah ini, karena belum semua mengetahui seperti apa pohonnya, bentuk buahnya serta  rasanya,” ujar Khofifah.

Sebelumnya, Khofifah juga mengirimkan bantuan logistik berupa lima ton beras untuk masyarakat Papua, khususnya di Jayapura. Logistik terseb diangkut menggunakan KRI dr Soeharso (990). Khofifah mengatakan, bantuan logistik tersebut dikirim lantaran masih banyaknya toko-toko yang menjual kebutuhan pokok, masih tutup setelah kerusuhan.

"Selama ini hubungan kami dengan Papua terjalin sangat baik. Bahkan logistik di Papua mayoritas berasal dari Jatim," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement