Ahad 01 Sep 2019 06:47 WIB

Tumpahan Minyak Mentah Masih Kotori Pantai Karawang

Pembersihan pantai utara Karawang dari limbah minyak mentah terus dilakukan

Red: Nur Aini
Warga melintas disekitar tambak ikan yang terdampak tumpahan minyak mentah di Desa Cemarajaya, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat, Jumat (30/8/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Warga melintas disekitar tambak ikan yang terdampak tumpahan minyak mentah di Desa Cemarajaya, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat, Jumat (30/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Limbah minyak mentah akibat kebocoran sumur YY-1 Offshore North West Java (ONWJ) milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih mengotori area bibir pantai utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

"Pembersihan area bibir pantai utara Karawang masih terus berlangsung, sambil menunggu selesainya perbaikan sumur YY-1 milik Pertamina," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan setempat Wawan Setiawan di Karawang, Sabtu (31/8).

Baca Juga

Saat ini limbah minyak mentah milik Pertamina tidak hanya mengotori area bibir pantai. Di wilayah Cemarajaya, limbah minyak mentah sudah masuk ke area pemukiman warga pesisir.

Selain itu, kebocoran minyak mentah itu juga telah mencemari 232 ribu pohon mangrove yang ada di area pantai wilayah Karawang. Wawan mengatakan, sesuai dengan keterangan dari pihak Pertamina, gumpalan pasir yang bercampur dengan minyak mentah sampai ke area pemukiman penduduk iti akibat terjadi gelombang pasang.

Ia menyampaikan, akibat gelombang laut cukup tinggi, tidak semua tumpahan minyak mentah tertangkap oilboom. Sisanya tumpah hingga ke wilayah bibir pantai. Menurut dia, saat ini Pertamina masih berusaha menutup pipa yang bocor dengan cara membangun sumur baru. Sumur baru dibuat miring yang nantinya berrtemu dengan sumur yang bocor di kedalaman 9.000 feet.

Diperkirakan kebocoran minyak mentah itu baru bisa teratasi hingga akhir September atau akhir Oktober 2019.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement