Sabtu 31 Aug 2019 20:17 WIB

Selamatkan KPK!

KPK harus dipimpin orang bersih.

Massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Dukung KPK melakukan aksi solidaritas di Gedung Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
Foto: Thoudy Badai
Massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Dukung KPK melakukan aksi solidaritas di Gedung Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan orang melakukan Aksi Solidaritas Selamatkan KPK di Gedung Merah Putih KPK di Gedung Merah Putih KPK pada Jumat (30/8). Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap mengatakan, mereka menuntut agar KPK tetap dipimpin oleh orang yang tidak mempunyai rekam jejak kelam.

"Ribuan orang baik yang peduli terhadap nasib masa depan pemberantasan korupsi datang untuk sekali lagi menyatakan bahwa KPK harus dipimpin orang bersih," kata Yudi.

Yudi menuturkan, pekan depan, hasil kerja pansel akan diserahkan kepada Presiden sehingga saat ini adalah titik kritis. Yudi berharap, Presiden Joko Widodo mau mendengarkan aspirasi publik terkait pimpinan KPK masa depan. "KPK yang independen, tidak dibentuk untuk mengamankan kelompok tertentu dan mencelakai kelompok lainnya," kata dia.

Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj turut serta dalam aksi tersebut. Said Aqil meminta agar Presiden Jokowi menghadiahkan 10 nama yang berintegritas dan berkualitas untuk memimpin KPK.

"Kami (PBNU) berharap dari bapak Presiden agar memberikan meng hadiahkan 10 kandidat KPK kepada DPR yang baik, yang berkualitas, yang tak punya latar belakang diragukan. Harus yang benar-benar 10 orang yang bisa dipercaya mengemban amanah sangat mulia ini.

Jangan sampai pak Presiden salah pilih. Jangan biarkan dampak negatif pada beliau sendiri," kata Said.

Said pun berpesan kepada pimpinan KPK nanti yang terpilih agar terus bekerja keras dengan penuh amanat, kejujuran, dan penuh gigih ke tulusan dalam memberantas korupsi. Karena, kata Said, saat ini hanya KPK yang mendapatkan du kungan serta kepercayaan dari masya rakat.

"Untuk Pimpinan KPK, bersika plah seperti pesan Nabi Muhammad, untuk bersikaplah benar meskipun berat tantangannya, berat ujiannya dan berat masalahnya, tapi kita tak boleh surut," kata dia.

Ke depan, kata dia, KPK harus menindak pelaku yang merugikan negara dalam angka yang besar. "Tangkap yang kakap, yang gajah, yang membangkrutkan ekonomi bangsa. Bukan berarti menolerir korupsi, bukan," kata dia.

photo
Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) Yenti Ganarsih (ketiga kanan) bersama anggota Pansel KPK menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Penasihat KPK 2017-2021 Mohammad Tsani Annafari mengibaratkan capim yang bermasalah sebagai kucing yang banyak kurapnya. Dia menilai, semua jajaran KPK tidak mungkin mau dipimpin oleh orang seperti itu.

"Karena, tiga hari yang lalu Pak Saut (Waki Ketua KPK Saut Situmorang) cerita, sebenarnya pengalaman empat tahun di sini beliau membayangkan tugas KPK itu seperti kucing yang menangkap tikus-tikus koruptor, tetapi hanya kucing yang sehat yang bisa selesaikan tugasnya," kata dia.

Kalau kucingnya penuh kurap, kata dia, dia hanya akan sibuk garuk- garuk. Bukan itu saja, jika KPK dipimpin orang semacam itu, dikhawatirkan pegawainya juga akan tertular. "Karena kalau dipimpin kucing yang banyak kurapnya, bukan hanya lembaga ini yang bubar, kita bisa ketularan." (dian fath risalah/antara ed: ilham tirta)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement