Jumat 30 Aug 2019 15:49 WIB

Gerindra Usul Jokowi dan Kabinetnya Berkantor di Papua

Pada Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf menang 90 persen suara di Papua.

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menanti kehadiran tamu negara Raja Malaysia Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong XVI, Sultan Abdullah Ri'ayatauddin Al Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menanti kehadiran tamu negara Raja Malaysia Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong XVI, Sultan Abdullah Ri'ayatauddin Al Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkantor di Papua karena dapat menyejukkan suasana di wilayah tersebut. Apalagi pada Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf menang 90 persen suara di Papua.

"Saya usulkan agar Presiden Jokowi dan jajaran kabinetnya segera berkantor di Papua. Sebagai pemenang lebih dari 90 persen suara di Papua, langkah itu tentu bisa menyejukkan suasana di Papua," kata Andre di Jakarta, Jumat (30/8).

Baca Juga

Dia meyakini kehadiran Presiden di Papua akan menyejukkan suasana, karena kemenangan 90 persen suara di Papua ketika Pemilu Presiden 2019 menunjukkan kecintaan masyarakat Papua terhadap Jokowi. Selain itu, menurut dia, kehadiran Presiden Jokowi di Papua dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat Papua.

"Kehadiran Presiden juga akan menunjukkan bahwa beliau serius menyelesaikan persoalan di Papua," ujarnya.

Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai sangat baik kalau ada yang mengusulkan agar Presiden Jokowi berkantor di Papua untuk menunjukkan kedekatan kepada rakyat. Dia mencontohkan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono berkantor di Yogyakarta ketika terjadi bencana di wilayah tersebut.

"Apalagi Jokowi menang mutlak di Papua ketika Pilpres 2019, 90 persen lebih, sebagai pemimpin yang dipilih oleh rakyat Papua khususnya dengan menang banyak, saya kira harus dekat," ujarnya.

Menurut dia, kehadiran Presiden Jokowi dan jajaran kabinetnya di Papua bisa melihat langsung, mendengar apa yang menjadi keluhan masyarakat, apa yang terjadi sesungguhnya dan kenapa masyarakat Papua begitu kecewa. Berdasarkan laporan Antara, situasi Kota Jayapura dan sekitarnya berangsur kondusif, setelah pendemo pada Jumat (30/8) dipulangkan dengan diangkut truk milik TNI-Polri.

Situasi pasar sentral dan tempat pelelangan ikan (TPI) di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Jumat (30/8), nampak masih lengang. Para pedagang lebih banyak yang memilih menutup lapaknya.

Dari pantauan sejak Jumat pagi nampak hanya beberapa pedagang yang membuka lapaknya dan beroperasi di dua lokasi berbeda. Di TPI Hamadi, hanya terlihat sekitar lima pedagang yang menjual ikan, dan warga yang membeli hanya terbatas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement