REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 10 desa di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berupaya membangun kawasan objek wisata terpadu seperti wisata alam, kesenian, dan kebudayaan yang akan memberikan manfaat untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat desa.
"Kawasan wisata terpadu ini sebagai bentuk komitmen kami para kepala desa agar para wisatawan dapat betah tinggal di wilayah kami, Cibatu khususnya," kata Kepala Desa Wanakerta perwakilan wisata desa terpadu, Sunarkawan (55 tahun) kepada wartawan di Garut, Selasa (27/8).
Ia menuturkan, Desa Wanakerta merupakan daerah yang terus berinovasi menggandeng sejumlah desa sekitar untuk mengembangkan potensi wisata yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Wisata yang akan dikembangkan yakni wisata arung jeram, paralayang, kemudian wisata air terjun atau Curug Kancil, serta wisata kesenian dan kebudayaan.
"Kami juga akan mengembangkan Wisata Curug Kancil, serta pengembangan kesenian buhun, yaitu seni karinding," katanya.
Ia menyampaikan, pengembangan wisata desa itu tidak sembarangan dilakukan, terlebih dahulu perwakilan desa yang terlibat dalam pengelolaannya akan diberi pelatihan oleh pelatih profesional. Rencananya, kata dia, jajarannya akan diberi pelatihan untuk wisata arung jeram dengan instruktur langsung dari Kesatuan Paskhas TNI Angkatan Udara, sedangkan wisata paralayang akan dilatih oleh Satuan Brimob Polda Jabar.
"Kami mohon doanya agar program wisata terpadu ini cepat terealisasi," katanya.
Ia berharap, program pengembangan wisata tersebut menjadi bagian dalam memanfaatkan reaktivasi transportasi kereta api Stasiun Cibatu-Garut sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Desa di sini juga memiliki potensi lain di antaranya hasil pertanian berupa padi, jagung, cabai, tomat, sayuran, dan umbi-umbian, dan sektor peternakan," katanya.