REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri PAN-RB, Eko Prasojo beranggapan akan ada potensi konflik yang baru dalam proses pemindahan ibu kota. Hal tersebut disebabkan konsep sosiologi yang akan berdampak pada budaya di sana sehingga perkembangan konflik akan sangat memungkinkan.
"Total ASN saat ini ada 900 ribu orang dan mungkin akan bawa keluarga, berapa orang? Bisa saja lebih dari 2,3 juta jiwa akan ke sana kalau satu keluarga ada tiga orang," ujar dia ketika ditemui Republika pada diskusi Indef di Jakarta, Jumat (23/8).
Pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia itu juga mengatakan, bahwa pemerintah pusat perlu mengkaji kembali rencana pemindahan ibu kota. Sebab, dari banyaknya ASN beserta keluarga yang akan pindah secara bertahap itu akan membawa gaya hidup baru juga. Sehingga, dalam prosesnya konflik sosial yang tinggi akan muncul.
"Jangan sampai tergerus oleh pertumbuhan baru di sana," Ujar dia
Menurut dia, perlu ada konsep megapolitan agar pemindahan ibu kota bisa terealisasi. Sehingga ketika prosesnya berlanjut, permasalahan yang ada di Jakarta tidak akan berlanjut di ibu kota baru.
Selain itu dia menambahkan, pebisnis yang akan ikut ke ibu kota baru juga perlu menjadi pertimbangan. Sebab, hal tersebut akan membuat masyarakat sekitar dimungkinkan bergeser. Oleh karena itu ia menekankan agar ada penanganan sosial khusus agar masyarakat di sana tidak tergerus dalam pertumbuhan yang akan masuk.
"Jangan sampai masyarakat sekitar sana nanti akan seperti orang Betawi yang kemudian bergeser," Ujar dia.