Jumat 23 Aug 2019 09:05 WIB

Surabaya Beri Terapi Musik untuk Pasien Gangguan Jiwa

Terapi musik diberikan paralel dengan terapi obat dan pendengaran ayat suci.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Terapi musik.
Foto: dok Defense.gov
Terapi musik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya menerapkan terapi tambahan berupa pertunjukan musik untuk pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Liponsos Keputih Surabaya. Ini merupakan terapi tambahan dari upaya penyembuhan dengan menggunakan obat.

Kepala Dinsos Surabaya, Supomo mengatakan, terapi musik bertujuan untuk mempercepat kesembuhan serta mengembalikan ingatan memori pasien ODGJ. “Jadi terapi musik ini merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengembalikan ingatan memori pasien,” kata Supomo di Surabaya, Kamis (22/8).

Baca Juga

Sebelum menerapkan terapi tersebut, Supomo memastikan pihaknya telah meminta masukan-masukan dari dokter kejiwaan. “Kami sebelumnya meminta saran dokter, dan ternyata memang terapi melalui musik sangat dianjurkan untuk penyembuhan ODGJ,” ujar Supomo.

Selain diberikan terapi musik, pasien ODGJ di Liponsos Keputih juga diberikan terapi menggunakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Para penghuni di sana juga diajarkan kedisiplinan yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan.

"Kalau waktunya mereka ngaji ya ngaji, kalau waktunya hiburan ya hiburan, jadi ada waktunya," katanya.

Bahkan, Supomo menyampaikan, pihaknya berencana rutin mengadakan pertunjukkan musik untuk menghibur para penghuni di Liponsos. Selain dinilai efektif untuk kesembuhan pasien ODGJ, pertunjukan musik juga menjadi salah satu hiburan bagi para penghuni di sana.

“Mungkin bisa tiap bulan nanti kita adakan, bisa juga nanti menggandeng dengan musisi jalanan. Jadi nanti orang-orang bisa mendonasikan kemampuan bermusiknya untuk kesembuhan ODGJ,” ujar Supomo.

Dokter Spesialis Kesembuhan Jiwa, dr Lila Nurmayanti SpKJ menjelaskan, terapi musik merupakan salah satu bagian tambahan yang biasa dilakukan untuk proses pengembalian fungsi-fungsi sosial ODGJ. “Namun tidak semua ODGJ diberikan terapi musik, kita sesuaikan dengan kemampuan fungsi pasien itu, mereka sudah bisa melakukan interaksi atau tidak,” kata Lila.

Sebelum dilakukan metode terapi menggunakan musik, pasien ODGJ akan dievaluasi kondisi kejiwaannya. Jika pasien itu sudah mulai membaik dan bisa berinteraksi, maka bisa diterapkan terapi tersebut.

“Itu (kondisi pasien) kita evaluasi dulu, kita lakukan scoring, baru kita lakukan terapi sesuai dengan kesukaanya dia. Tujuannya adalah pengembalian fungsi supaya dia bisa memaksimalkan kondisi seperti awal,” ujar Lila.

Lila menambahkan, terapi musik merupakan salah satu cara yang paling efektif dan mudah dibanding metode lain untuk penyembuhan pasien ODGJ. Namun frekuensi terapi juga harus ditentukan sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut.

“Jadi tidak hanya dengan terapi pengobatan, tapi terapi ini (musik) adalah salah satu metode penyembuhan yang baik,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement