REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kota Depok menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam daftar Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun 2020 mendatang. Namun, hingga kini belum terlihat calon-calon wali kota dan wakil wali kota Depok yang siap menghadapi pesta demokrasi tersebut.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengaku belum bisa memberikan tanggapan berlebih, terkait pencalonannya kembali sebagai orang nomor satu di Kota Depok. Namun di sisi lain banyak komunitas agama, kewilayahan, tokoh masyarakat, maupun pemuda yang menginginkan Idris kembali mencalonkan diri.
"September nanti baru mulai saya umumkan setelah September yang jelas sudah banyak yang meminta saya mencalonkan kembali. Kalau sekarang belum bisa jawab," ujar Idris di Balai Kota Depok, Rabu (21/8).
Menurut Idris, secara politis dan perundang-undangan, ada beberapa proses tahapan yang diikuti calon pengikut pilkada. Salah satunya, partai yang mendukung.
"Calon pilkada, harus punya tiket koalisi dengan partai. Di sini harus jelas mana yang menjadi koalisi kemudian ada partai mendukung dan pengusungnya," kata dia.
Idris masih memantau partai mana yang bisa membawanya kembali mencalonkan diri. Ia sedikit memberikan kiasan ibarat kendaraan mahal belum tentu bagus, sehingga perlu pengamatan secara mendalam.
"Nanti, kan saya liat dulu kan, kendaraan yang mahal belum tentu bagus, ya kan? Misal Camry belum tentu bagus walau lebih mahal dari Fortuner, ya kan?. Maka saya lihat. Nanti kalau setelah dapat kendaraan, saya akan lambaikan tangan, dan ajak Anda naik kendaraan tersebut," tutur Idris.
Saat ditanya mengenai orang yang siap mendampinginya, Idris kembali menegaskan tergantung dari integritasnya. Dengan kata lain ia enggan disandingkan dengan seseorang yang tidak berkompeten.
"Nah itu sih tergantung nanti mereka, kalau siap komitmen integritasnya kayak apa, apakah hanya ingin menang saja, atau hanya apa, alasan bersanding dengan saya dan sebagainya ya saya liat juga, di situ nanti ada fit and proper test," ucap Idris.