Selasa 20 Aug 2019 16:48 WIB

TNI Bantah Lakukan Diskriminasi Rasial di Surabaya

TNI menilai sumber suara makian rasis bukan berasal dari pria berbaju loreng.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Massa berjalan kaki menuju Kantor Gubernur Papua saat melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Foto: ANTARA/Gusti Tanati
Massa berjalan kaki menuju Kantor Gubernur Papua saat melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kodam V/Brawijaya membantah adanya personel yang melakukan tindakan disriminasi rasial dalam penggerebekan asrama Papua di Surabaya. TNI mengatakan, pria berbaju loreng dalam video yang beredar tak secara aktif melakukan makian berbau rasisme itu. 

"Terkait anggapan TNI melakukan tindakan rasial.. kami kurang sependapat karena dari Video tersebut mmperlihatkan beberapa orang memakai baju loreng yang tidak lebih aktif dibandingkan dengan yang lainnya," kata Kepala Pusat Penerangan Daerah Militer V/Brawijaya Letkol Imam Haryadi saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (20/8).

Baca Juga

Dalam video penggerebekan yang beredar, diakui Imam, oknum berbaju loreng khas TNI memang berada di lokasi saat makian 'monyet' terlontar. Namun, Imam menyebut, sumber suara tersebut tidak muncul dari mulut anggota TNI. "Sumber suara juga tidak jelas," ujar Imam Haryadi.

Dalam video yang sama, terdapat pula aparat lain. Aparat lain itu yakni Polisi Pamong-praja (PP). Maka itu, untuk memastikan siapa yang melontarkan makian itu, menurut Imam perlu penyelidikan bersama. "Jadi perlu pengecekan bersama olèh instansi terkait," ujar dia. 

TNI pun masih menyelidiki oknum yang berpakaian loreng-loreng khas TNI dalam video ujaran berbau rasis saat penggerebekan asrama Papua di Surabaya. "Sedang dilaksanakan langkah-langkah pengecekan apakah orang-orang tersebut anggota TNI atau bukan," kata Imam Hariyadi. 

Bila benar oknum yang ada dalam video tersebut adalah oknum TNI, Imam memastikan, oknum tersebut akan ditindaklanjuti oleh Polisi Militer. "Kalau anggota TNI akan kita cek dari kesatuan mana dan pasti ditindaklanjuti prosesnya sesuai ketentuan," kata dia.

Dalam video yang beredar di media sosial, terdapat ujaran yang dilontarkan oleh sekelompok massa yang berada di luar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. Mereka mengatai mahasiswa di dalam asrama dengan sebutan 'monyet'.

Ujaran itu kemudian memicu kericuhan yang terjadi di sejumlah kota di Papua Barat maupun Papua. Sejumlah kota menjadi objek perusakan, misalnya Manokwari dan Sorong. Aksi protes juga terjadi di Merauke dan Jayapura.

Penggerebekan sendiri disinyalir terjadi lantaran adanya bendera merah putih di depan asrama yang terjatuh ke selokan. Hingga saat ini, belum diketahui pula siapa yang menyebabkan bendera merah putih itu masuk selokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement