Senin 19 Aug 2019 20:01 WIB

Warga Indramayu Diminta Waspadai Penyakit di Musim Kemarau

Di musim kemarau, diare, penyakit kulit, dan tipus kerap menyerang warga.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Reiny Dwinanda
Petani menyiapkan mesin pompa air di areal persawahan yang mengalami kekeringan di Penganjang, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Petani menyiapkan mesin pompa air di areal persawahan yang mengalami kekeringan di Penganjang, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU -- Warga di Kabupaten Indramayu diminta untuk mewaspadai berbagai penyakit yang biasa terjadi saat musim kemarau. Apalagi, suhu udara akan terus meningkat hingga akhir September mendatang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengatakan, dalam kondisi cuaca yang panas dan kering, banyak debu beterbangan. Selain itu, ketersediaan air bersih juga berkurang sehingga berdampak pada kesehatan tubuh dan kebersihan makanan serta minuman yang dikonsumsi.

Baca Juga

"Sejumlah penyakit yang paling sering menyerang warga saat musim kemarau di antaranya adalah diare, infeksi saluran pernafasan atas, penyakit kulit, dan typhus abdominalis," kata Deden, Senin (19/8).

Untuk mencegah terjangkitnya penyakit tersebut, Deden menjelaskan, yang paling efektif adalah dengan menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan. Selain itu, masyarakat harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) saat ini sudah memasuki puncak musim kemarau. Saat ini, suhu udara maksimum di Wilayah Ciayumajakuning terpantau 35 derajat Celcius. Hingga akhir September mendatang, suhu udara diprakirakan akan terus meningkat.

"Puncak musim kemarau (di Wilayah Ciayumajakuning) berlangsung pada Agustus – September," ujar forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn.

 

‘’Diprakirakan bisa mencapai suhu udara maksimum 37 - 38 derajat celcius pada akhir September nanti,’’ tandas Faiz. N lilis sri handayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement