REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proposal diseminasi inovasi desa Indonesia ke seluruh dunia sangat menarik. Ini akan diimplementasikan dalam kegiatan kerja sama Negara Selatan-Selatan yang dibantu Republik Korea.
Hal itu disampaikan Jorge Chediek, UNOSSC Director and Envoy of the Secretary General on South-South Cooperation dalam acara Third Steering Committee Meeting for the Facility/Programme for Capacity Development for Poverty Reduction through South-South and Triangular Cooperation in Science and Technology, di Seoul, pada Senin (19/8).
Dalam kesempatan itu Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Anwar Sanusi menekankan masa depan kerja sama antara Negara Selatan-Selatan sangat penting untuk memajukan dunia. "Indonesia mengajukan diri sebagai salah satu negara yang bisa menyajikan berbagai inovasi dari desa, dan lokasi-lokasi desa inovatif yang bisa dijunjungi lalu dijadikan bahan pembelajaran bagi negara-negara lain," katanya.
Terdapat dua proposal utama yang diajukan yakni Village Innovation Learning Center dan Kowledge Management System. Village Innovation Learning Center ialah desa-desa yang cocok dijadikan lokasi untuk belajar secara langsung di lapangan. Inilah desa-desa yang akan dikunjungi negara-negara lain saat studi banding atau belajar langsung di desa.
"Sedangkan Knowledge Management Systems untuk mempersiapkan segala aspek kemajuan desa di Indonesia yang sudah dicapai hingga saat ini. Kegiatan ini meliputi persiapan bahan-bahan pembelajaran, mekanisme pembelajaran, hingga publikasi internasional sehingga kemajuan desa-desa Indonesia bisa dikaji dan dinikmati negara-negara lain juga," katanya.
Lebih lanjut, Anwar menyampaikan Indonesia telah menunjukkan lompatan kemajuan pembangunan desa sejak 2015. Hal ini tercapai terutama karena komitmen pemerintah pusat sehingga efeknya bersifat nasional. Komitmen itu ditunjukkan oleh dana desa yang ditransfer ke seluruh desa secara kontinyu, pendampingan yang meliputi seluruh desa, terbentuknya Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi yang mengurus tata kelola pembangunan desa dari pusat sampai daerah.
Pada saat ini target pembangunan desa menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah tercapai. Telah terentaskan 6.518 desa tertinggal menjadi desa berkembang, dan tercapai 2.456 desa mandiri. Ini melebihi target pengentasan 5.000 desa tertinggal dan pencapaian 2.000 desa mandiri.
"Setelah desa-desa sudah teruji maju, kini saatnya Indonesia menguatkan soft diplomacy melalui diseminasi kemajuan desa-desa di Indonesia kepada dunia global. Inilah tahap yang saat ini sedang dikembangkan Kemendes PDTT baik melalui publikasi, diplomasi, maupun kerjasama antar negara-negara Selatan. Ini akan menjadi tahap lanjut dari baru pembangunan desa," katanya.