Senin 19 Aug 2019 08:35 WIB

BPJS Nunggak Rp 9 M, Pengadaan Obat RSUD Cibabat Terganggu

RSUD mengusahakan mencari dana talangan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi pelayanan di kantor BPJS Kesehatan.
Foto: Antara
Ilustrasi pelayanan di kantor BPJS Kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI- Jajaran pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi mengungkapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belum membayarkan klaim kesehatan ke rumah sakit periode April hingga Juli. Akibatnya, dampak yang dirasakan terhadap pengadaan obat-obatan.

"Mulai April sampai Juli, estimasi klaim itu nominal sekitar Rp 8-9 miliar. Dampak ke pelayanan hanya ke pengadaan obat-obatan," ujar Pelaksana Tugas RSUD Cibabat, Reri Marliah kepada Republika.co.id, Senin (19/8).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, total klaim kesehatan tersebut digunakan untuk pelayanan 10 penyakit terbanyak yang diderita pasien diantaranya jantung dan syaraf. Meski terjadi tunggakan, dirinya memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan.

"Kita tetap berikan pelayanan, jangan sampai terganggu. (Namun) obat-obatan kronis kita khawatir karena terbatas stoknya," ungkapnya.

Untuk menyiasati permasalahan tersebut, menurutnya pihaknya yang bekerjasama dengan pabrik penyedia obat meminta agar dilakukan penundaan pembayaran. Selain itu mengajukan permohonan kelonggaran.

"Kita minta penundaan pembayaran (obat), kalau kerjasama sekitar 60 sampai 90 hari. Kita minta kelonggaran dimundurkan," katanya. 

Reri menambahkan, pihaknya selalu memonitor apakah pihak BPJS sudah mengirimkan dana klaim kesehatan tersebut. Sebab katanya, pada klaim tersebut juga terdapat hak petugas kesehatan yaitu insentif. 

"BPJS klise, mereka bilang menunggu dana pusat, kalau pusat belum memberikan dana, kita belum bisa memberikan," katanya. 

Dirinya pun merasa tidak ada kepastian kapan klaim kesehatan RSUD Cibabat dibayarkan oleh manajemen BPJS. Ia pun mengaku tiap bulan selalu berkoordinasi namun sudah bosan mengingatkan hal tersebut 

Reri pun saat ini sedang mengusahakan dana talangan melalui pinjaman suplai change finance (SCF). Dimana, pihaknya mengajukan pinjaman kepada bank yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan. Selanjutnya, tagihan akan dibayarkan oleh klaim kesehatan. 

"Tapi itu gak mudah, karena ada persyaratan-persyaratan yang harus ditempuh," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement