Rabu 14 Aug 2019 23:48 WIB

TGB: Pemberdayaan Desa Bentengi Masyarakat dari Radikalisme

TGB menilai perlunya pemberdayaan desa seperti yang dilakukan lewat dana desa.

Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi usai menghadiri acara halal bihalal relawan Jokowi bersatu di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/7).
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Ketua Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi usai menghadiri acara halal bihalal relawan Jokowi bersatu di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan gubernur Nusa Tenggara Barat dua periode Muhammad Zainul Majdi menilai pemberdayaan desa merupakan benteng dari pemahaman ekstrem dan radikal di masyarakat. Karena itu, dia menilai perlunya pemberdayaan desa seperti yang telah dilakukan oleh dana desa agar fungsi yang telah terbangun tetap lestari.

“Sekaligus bisa menjadi benteng dari radikalisme tadi,” kata TGB Zainul Majdi saat menjadi pembicara dalam diskusi terkait “Desa Millenium Ketiga” yang digelar di sebuah rumah makan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/8).

Baca Juga

TGB menjelaskan institusi pemahaman, baik kebudayaan maupun keagamaan, di desa biasa diampu oleh petani kaya atau petani yang bukan buruh, dan kaum pedagang. Ia mengatakan kaum menjadi penopang dan penyandang dana dari masjid, sekolah, atau kegiatan budaya hingga kegiatan agama yang menanamkan nilai-nilai dan khazanah di masyarakat.

“Mereka inilah yang biasanya cukup berpengaruh pada pemahaman keagamaan di masyarakat,” ucap dia.

Namun, ketika ekonomi berkembang, dan ritel-ritel modern turun menjamur ke desa, mereka tersisihkan. Akibatnya, tak lagi mengampu peran-peran yang selama ini mereka emban.

“Ketika masuk ekonomi yang baru, konsentrasi uang beralih ke ritel modern, maka pedagang di desa tidak mampu menjalankan fungsinya. Akhirnya semangat keagamaan di sana diisi oleh paham baru yang datang,” ucap dia memberikan gambaran fenomena pada beberapa desa di NTB.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement