Selasa 13 Aug 2019 18:27 WIB

Helikopter MI-17 yang Hilang Sejak Juni Belum Ditemukan

TNI AD melibatkan swasta yang memiliki drone untuk mencari helikopter MI-17.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian helikopter MI-17 yang hilang kontak pada akhir Juni lalu saat melakukan perjalanan dari Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Jayapura, Papua, terus dilakukan. TNI Angkatan Darat (AD) melibatkan pihak swasta yang memiliki teknologi tinggi untuk menyediakan drone dalam proses pencarian itu.

"Sudah dilakukan bersama-sama oleh berbagai institusi. Personel AD sudah berusaha dan kami juga melibatkan banyak institusi di luar AD. Bahkan swasta yang memiliki teknologi, misalnya drone, kami benar-benar bekerja sama," ujar Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Andika Perkasa di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Selasa (13/8).

Baca Juga

Andika mengatakan, pesawast tanpa awak atau drone yang digunakan dalam pencarian tersebut di luar dari aset yang TNI AD miliki. Ia mengaku, TNI AD memang membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, terutama yang memiliki teknologi canggih, untuk melakukan pencarian helikopter yang hilang kontak pada Juni lalu itu.

"Kami memang membutuhkan bantuan dari semua pihak yang memiliki teknologi yang jelas. Apakah menggunakan kamera, drone, karena drone juga bermacam-macam jenisnya," kata dia.

Ia mengatakan, pencarian dilakukan dengan medan di lapangan yang begitu terjal dan elevasinya sangat tinggi. Hal tersebut membuat proses pencarian tidak berjalan mudah. Meski begitu, pencarian akan terus dilakukan.

"Bahkan kami TNI AD akan mengirim lagi empat drone ke sana dengan ahlinya untuk membantu di sana. Apa yang kami bisa, drone dengan jarak observasi sampai 30 km, kita akan gelar di sana," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement