Selasa 13 Aug 2019 15:18 WIB

Anak Kartosuwiryo Yakinkan Pengikut DI/TII Kembali ke NKRI

Anak Kartosuwiryo tidak merasa berkhianat atas perjuangan sang ayah.

Menko Polhukam Wiranto (kiri) menyaksikan anak pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo (kedua kiri) mencium bendera merah putih dalam acara pengucapan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Jakarta, Selasa (13/08/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menko Polhukam Wiranto (kiri) menyaksikan anak pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo (kedua kiri) mencium bendera merah putih dalam acara pengucapan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Jakarta, Selasa (13/08/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sarjono Kartosuwiryo, anak dari Sekarmaji Marijan Karto Suwiryo yang merupakan tokoh utama Gerakan DI/TII Negara Islam Indonesia, akan meyakinkan para pengikut gerakan yang masih tersisa untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengatakan masih kerap bertemu dengan para pengikut gerakan.

"Ya nanti kan kita ngobrol-ngobrol, Lebaran kita ketemu, Agustusan nanti kita ketemu ngobrol-ngobrol, enak mana di hutan atau di sini," katanya usai berikrar setia terhadap NKRI di Jakarta, Selasa (13/8).

Baca Juga

Bersama sejumlah eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, NII, Sarjono berikrar setia terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia juga menandatangani ikrar, dan mencium Sang Saka Merah Putih.

Sarjono mengakui para pengikut DI/TII yang masih tersisa memang sudah tidak lagi tinggal di hutan pascatahun 1962, tetapi sudah menyebar di berbagai daerah. Bahkan, kata dia, mereka juga membayar pajak yang secara tidak langsung menunjukkan bukti kesetiaan terhadap NKRI meski tidak mengakuinya.

Setelah berikrar, ia akan bersilaturahmi dengan keluarga-keluarga pengikut lainnya yang diperkirakan mencapai dua jutaan orang untuk mengajak mereka kembali bersumpah setia terhadap NKRI. Sarjono juga tidak merasa berkhianat atas perjuangan sang ayah karena perjuangan selalu berubah setiap saat.

"Setiap saat berubah-ubah perjuangan itu. Dulu berjuang itu pakai senjata, sekarang senjatanya enggak ada. Mau berjuang pake apa?" katanya.

Di sisi lain, kata dia, kontak senjata menjadikan pertumpahan darah yang justru menyisakan kesedihan atas nasib anak-anak yatim yang ditinggalkan. Sarjono memastikan niat mereka berikrar setia NKRI tulus dan tidak ada sesuatu apapun yang dijanjikan oleh pemerintah.

"Enggak ada (yang dijanjikan pemerintah). Kita mah membela negara, mau janji enggak janji, enggak dibayar, enggak urusan. Tapi saya perlu dengan negara ini," kata Sarjono.

Selain Sarjono, ada beberapa eks DI/TII yang hadir, antara lain Aceng Mi'raj Mujahidin Sibaweh, yakni putra imam DI/TII terakhir, H Yudi Muhammad Aulia (cucu KH Yusuf Taujiri dan Prof Anwar Musaddad, pendiri DI/TII). Kemudian, KH Dadang Fathurrahman, cucu dari Syaikhona Baddruzzaman yang merupakan guru Karto Suwiryo, Imam Sibaweh, Prof Musaddad, dan KH Yusuf Taujiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement