REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Sitti Hikmawatty menampik tuduhan terhadap KPAI yang disebut mematikan bakat muda badminton Indonesia, setelah lembaga tersebut menolak mengeksploitasi anak melalui kompetisi bulu tangkis.
"Dalam narasi-narasi seakan-akan KPAI mendukung untuk mematikan upaya pengembangan bakat anak Indonesia, terutama dalam bidang bulu tangkis," kata Hikmah mengomentari Kegiatan Audisi Beasiswa Bulutangkis Djarum Foundation kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/8)
Dia mengatakan pihaknya tidak sedang melakukan tindakan sebagaimana opini yang beredar bahwa KPAI bermaksud membuat bulu tangkis di Indonesia mati. Hikmah menjelaskan maksud KPAI melalui pernyataan adalah agar perusahaan rokok menghentikan eksploitasi anak pada audisi Djarum Badminton yang mengharuskan anak memakai kaos bertuliskan Djarum yang identik dengan merek dan citra produk rokok.
"Fokus pesan ini adalah bukan menghentikan audisinya namun tetap bisa melakukan audisi dengan catatan tidak menyertakan anak-anak dengan identitas dan citra produk baik yang terasosiasi dengan rokok," kata dia.
Menurut Hikmah, dari sejumlah penanda dalam kompetisi itu memiliki keterikatan dengan citra perusahan dan citra warna produk rokok. Sebaiknya, kata dia, anak tidak menjadi alat pemasaran untuk rokok tersebut karena secara langsung atau tidak mereka tereksploitasi.