Jumat 09 Aug 2019 17:02 WIB

Pengamat Nilai Megawati Khawatir PDIP tak Diakomodasi Jokowi

Permintaan jatah menteri Megawati ke Jokowi mempertegas posisi PDIP.

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) bersama Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin (kanan) pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) bersama Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin (kanan) pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif IndexPolitica Denny Charter menilai kelakar 'jatah' menteri yang disampaikan Megawati Soekarnoputri merupakan langkah untuk mempertegas posisi PDI Perjuangan di hadapan Joko Widodo (Jokowi). Denny menilai, ada kekhawatiran dalam diri Megawati pada periode kedua kepemimpinan Jokowi.

"Tentu, pasti ada kekhawatiran Mega. Ini jelas menunjukkan kekhawatiran dari apa yang disampaikan Jokowi bahwa dia tidak akan merasa tertekan di periode kedua ini," kata Denny, Jumat (9/8).

Baca Juga

Denny menilai, Megawati khawatir Jokowi tidak mengakomodir banyak kader PDIP dalam kabinet mendatang. Apalagi, kata dia, Jokowi pernah menyampaikan bahwa pemerintahan periode keduanya akan dijalankan tanpa ada tekanan atau terpengaruh dengan partai politik koalisi.

"Jadi, kalau dengan Jokowi ini kan penuh dengan kode-kode. Mungkin, Mega merasa inilah waktu yang tepat untuk menyampaikan PDIP sebagai partai pengusung Jokowi dua periode," katanya.

Meski demikian, kata dia, permintaan menteri yang disampaikan parpol pengusung kepada calon presiden merupakan hal yang wajar, sebagaimana terjadi juga di negara-negara lain. Ia menyebutkan situasi perpolitikan di Amerika Serikat pun demikian, ketika parpol yang mengusung presiden meminta jumlah kursi menteri di pemerintahan.

"Kan sama, semua juga mengatakan hal seperti itu. Golkar bilang minta sekian, PKB sekian. Saya rasa dinamika seperti itu masih wajar, normal aja," katanya.

Hanya saja, Denny mengingatkan, bahwa keputusan final soal komposisi kabinet, termasuk siapa saja menteri-menteri yang dipilih merupakan hak prerogatif Presiden. "Semuanya tergantung Presiden, apakah Jokowi seperti yang disampaikan akan tanpa tekanan, atau terpengaruh terhadap tekanan parpol koalisi," kata Denny.

Sebelumnya, dalam pidato sambutannya pada Kongres V PDIP di Bali, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berkelakar bahwa partai tersebut harus memeroleh kursi menteri yang banyak. Mega juga berseloroh tidak mau menerima jika partainya hanya diberikan empat kursi menteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement