Sabtu 04 Oct 2025 13:29 WIB

Israel Setop Operasi Militer di Gaza, Hamas akan Bebaskan Sandera

Hamas setuju untuk menyerahkan kekuasan di Gaza ke pemerintahan konsensus nasional.

Pengungsi Palestina meninggalkan Jalur Gaza utara sambil berjalan membawa barang-barang mereka di sepanjang jalan pantai, dekat Wadi Gaza, Rabu, 24 September 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Pengungsi Palestina meninggalkan Jalur Gaza utara sambil berjalan membawa barang-barang mereka di sepanjang jalan pantai, dekat Wadi Gaza, Rabu, 24 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Israel menghentikan operasi militer untuk merebut Kota Gaza dan meminimalkan aktivitas di wilayah tersebut.

Langkah itu diambil setelah pihak-pihak yang bertikai sepakat menjalankan rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Demikian dilaporkan Radio Tentara Israel Galei Tzahal.

Baca Juga

Gerakan Hamas, Jumat, menyatakan setuju menyerahkan pemerintahan di Jalur Gaza kepada komite Palestina berbasis konsensus nasional.

Hamas juga menyatakan kesiapannya membebaskan seluruh sandera Israel yang masih hidup maupun yang telah meninggal sesuai rencana Trump.

Hamas akan mengikuti pembahasan tentang masa depan Gaza dalam kerangka kepemimpinan bersama seluruh rakyat Palestina.

Menanggapi pernyataan Hamas itu, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya segera memulai tahap pertama rencana Trump untuk meminta membebaskan semua sandera.

"Setelah penilaian situasi dan negosiasi dengan perwakilan AS, pimpinan politik Israel menginstruksikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengurangi operasi di Gaza seminimal mungkin dan hanya melakukan tindakan defensif," sebut laporan Galei Tzahal pada Sabtu dini hari.

Radio militer Israel itu menegaskan, keputusan ini secara efektif berarti penghentian operasi militer untuk merebut Gaza.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement