REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Permintaan pisau untuk memotong hewan kurban buatan perajin di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami kenaikan. Hal itu terjadi menyusul banyaknya pesanan dari berbagai daerah, seperti DKI Jakarta, Semarang (Jawa Tengah), serta Surabaya (Jawa Timur).
"Permintaan pisau saat ini memang didominasi untuk kebutuhan Hari Raya Kurban, banyak panitia kurban yang memesan secara khusus," kata perajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Sahri Baedlowi di Kudus, Jumat.
Jenis pisau yang dipesan, menurut Sahri, bermacam-macam, mulai dari parang, kapak, dan pisau iris daging. Ia menjelaskan, hari-hari biasa penjualannya hanya berkisar 40-an kodi per harinya, kini permintaan bisa mencapai 200 kodi.
"Lonjakan permintaan dimulai sejak pertengahan Juli," ungkap Sahri.
Untuk harga jual, Sahri menyesuaikannya dengan jenis pisau. Demikian halnya untuk jenis pisau yang dipesan secara khusus.
Meskipun ada kenaikan harga bahan baku, Sahri mengtakan, dia tidak menaikkan harga jual pisau karena banyak pesaing di pasaran. Untuk mengatasinya, dia lebih memilih membuat produk pisau jenis baru dengan harga disesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku.
Cara tersebut, menurut dia, memang harus diikuti dengan strategi pemasaran yang bagus agar bisa laku di pasaran. Harga jual pisau jenis parang untuk memotong kambing dijual Rp 250 ribu per bilah, untuk memotong sapi atau kerbau dijual Rp 350 ribu per bilah, dan kapak mulai dari harga Rp 50 ribu per bilah, sedangkan pisau untuk memotong daging dijual Rp 20 ribu per bilah.