Selasa 06 Aug 2019 12:45 WIB

Kekeringan di Jabar Meluas ke 20 Kabupaten/Kota

Sebelumnya hingga 17 Juli 2019 ada 13 kabupaten/kota di Jabar terdampak kekeringan

Rep: ayo bandung/ Red: ayo bandung
Kekeringan di Jabar Meluas ke 20 Kabupaten/Kota
Kekeringan di Jabar Meluas ke 20 Kabupaten/Kota

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyatakan sebanyak 20 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat hingga 5 Agustus 2019 telah terdampak kekeringan terkait musim kemarau.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, menyebutkan sebelumnya hingga 17 Juli 2019 ada 13 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan.

Ia mengatakan ke-20 daerah yang terdampak kekeringan tersebut adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat.

Kemudian Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Garut.

Ia mengatakan ada 20.621 hektare lahan pertanian di Jawa Barat terdampak kekeringan dan 166.957 kepala keluarga kekurangan air bersih akibat kekeringan di musim kemarau saat ini.

"Kami juga telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1.799.100 liter untuk warga yang kekurangan air bersih," kata dia, dalam keterangan resminya, Selasa (6/8/2019).

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku masih mengkaji terkait rencana penetapan status siaga kekeringan seperti yang diusulkan oleh BPBD Jawa Barat.

"Saya masih mengkaji karena solusi-solusi sudah dilakukan. Dengan para bupati wali kota sudah menggilir (irigasi). Hitungannya harian. Sehari dikelompok tani ini, sehari di itu," katanya beberapa waktu lalu.

Selain itu, kata dia, PDAM juga sudah bergerak untuk membawa truk-truk air untuk menyusplai air bersih kepada warga terdampak kekeringan. "Dan ketiga kita juga mengkaji dengan BMKG untuk rekayasa cuaca. Jadi ini sedang kita kerjakan. Jadi tiba-tiba langsung ke stataus itu bukan tidak mungkin, tapi sedang ikhtiar dulu," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement