Jumat 02 Aug 2019 20:26 WIB

Politikus PDIP: Regenerasi Kami Selalu Berjenjang

PDIP menekankan sistem pengkaderan secara berjenjang.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ratna Puspita
Aria Bima
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Aria Bima

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Aria Bima, mengatakan regenerasi kepemimpinan tetap penting bagi partainya. Ia mengatakan regenerasi bagi PDIP merupakan langkah yang berjenjang.  

"PDIP menganggap penting regenerasi. Tapi ini tidak bisa diartikan secara sederhana dari Ibu Megawati ke Mas Prananda Prabowo. Tetapi sistem regenerasi yang lebih mengedepankan aspek kualitatif dan kualitatif. Ini harus sistem yang bekerja," ujar Aria dalam diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (2/8). 

Baca Juga

Dalam proses ini, PDIP menekankan sistem pengkaderan secara berjenjang.  "Kami selalu meniatkan kader secara berjenjang.  Ya memang ada sistem kader dari pratama, madya hingga utama," lanjut Aria.  

Dalam kaitannya dengan regenerasi, ia mengatakan, Megawati dan PDIP sebagai satu bangunan. Megawati adalah pelatih, sementara PDIP merupakan kesebelasannya. "Sehingga tidak mungkin jika tidak ada proses regenerasi yang terjadi di PDIP," kata dia.

"Republik ini tidak mungkin ada jika PDIP ada tanpa Bu Megawati, Demokrat tanpa SBY, Gerindra tanpa Prabowo, Golkar tanpa Pak Akbar Tanjung. Yang terus ditekankan oleh Ibu Megawati adalah PDIP harus tetap solid dengan berbagai sistem demokrasi yang dipimpin oleh akal sehat," kata dia.  

Sebelumnya, peneliti Senior dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, mengatakan Kongres V PDIP pekan depan belum akan mengagendakan penggantian Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Dia menilai, mengganti ketua umum bagi PDIP tidak bisa dilakukan secara cepat.  

Kristiadi menuturkan, jika Megawati ingin ada kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan parpol,  maka harus dilakukan secara parsial terlebih dulu. Sebab, kepemimpinan Megawati selama ini berpola kharismatik.  

"Sehingga tidak bisa, tidak mungkin suatu yang sangat kharismatik ini ditularkan secara cepat. Itu tidak mungkin," ujar Kristiadi dalam diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement