REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji coba lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek di trase Cawang-Cibubur sebelumnya sempat molor dari terget yang seharusnya bisa dilakukan pada Juni 2019. Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan bulan depan ditargetkan uji coba tersebut bisa dilakukan.
"Uji cobanya kapan masih mengejar temporary pit. (Rencananya akan dilakukan uji coba di rute Cibubur-Cawang) September 2019," kata Zulfikri di Gedung Kemenhub, Jumat (2/8).
Zulfikri memastikan saat ini perkembangan pembangunan LRT Jabodebek jalur Cibubur-Cawang sudah mencapai 90 persen. Untuk itu, diperkirakan uji coba jalur tersebut baru bisa dilakukan pada September 2019.
Dia mengatakan nantinya akan dilakukan uji coba tanpa awak terlebih dahulu. "LRT Jabodebek lebih canggih daripada MRT. Yang LRT tidak ada sama sekali masinis," tutur Zulfikri.
Sementara itu, untuk operasional keseluruhan trase yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur baru akan dilakukan pada 2021. Target tersebut molor dari rencana sebelumnya yang seharusnya bisa beroperasi pada 2020.
Zulfikri mengatakan salah satu kendala yang dihadapi terkait pembebasan lahan. "Yang masih kita kejar lahan. Alhamdulillah secara keseluruhan (sudah selesai) 65 persen," tutur Zulfikri.
Sementara itu, lahan depo yang ada di Bekasi Timur menurutnya baru selesai 55 persen. Dia optimistis namun semua persoalan lahan bisa selesai pada pertengahan Agustus 2019.
Sementara itu, kontraktor LRT Jabodebek yakni PT Adhi Karya (Persero) saat ini sudah mencatat progres pembangunan kereta LRT Jabodebek yang sudah mencapai 65 persen. Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan nantinya akan ada satu rangkaian kereta dengan enam gerbong akan diuji coba di lintas LRT Cibubur-Cawang.
Dia menambahkan setelah pembebasan lahan selesai pada pertengahan Agustus 2019 maka pembangunan depo dan jalur LRT akan segera dikebut. "Saat ini di depo LRT di Bekasi Timur sudah dilakukan pemancangan sebanyak 100 titik," ujar Budi.
Sementara itu, Budi memastikan masih terdapat 20 tiang untuk lintasan LRT Jabodebek yang pembangunannya masih tertunda. Menurut Budi hal tersebut tertunda dikarenakan permasalahan pembebasan lahan belum tuntas.