Jumat 02 Aug 2019 16:09 WIB

ITF Sunter Dibangun, Sampah Warga tak Tertampung

Tidak ada lahan pengganti yang disiapkan untuk menampung sampah warga

Pekerja dengan menggunakan alat berat memindahkan sampah di area proyek Fasilitas Pengolahan Sampah Terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pekerja dengan menggunakan alat berat memindahkan sampah di area proyek Fasilitas Pengolahan Sampah Terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Pembangunan fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter sudah mulai berjalan. Namun, di lain pihak, tidak ada lahan pengganti yang disiapkan untuk menampung sampah warga sekitar selama pembangunan.

Akibatnya, warga di sekitar lokasi ITF yang biasa membuang sampah di lokasi tersebut terpaksa mengumpulkan sampahnya di tepi Jalan Sunter Agung Barat yang berada sekitar 1 kilometer dari lokasi ITF.

"Sampah ini berasal dari lima RW: RW 1, 3, 4, 6, dan 7. Sampah ini dikumpulkan di sini untuk nanti diangkut ke truk untuk dibawa ke Bantargebang," kata Jefri, petugas kebersihan yang ditemui di lokasi penampungan sampah di Jalan Sunter Agung Barat, Jakarta Utara, Jumat (2/8)

Jefri mengatakan bahwa sampah dari lima RW di Sunter Agung tersebut terpaksa dibawa ke lokasi tersebut karena ITF yang selama ini dijadikan lokasi penampungan sampah sedang dibangun. Menurut dia, selama pembangunan berlangsung, lokasi ITF tidak boleh difungsikan sebagai penampungan sampah.

Sementara itu, Lurah Sunter Agung Danang Wijanarko mengatakan bahwa lokasi tersebut bukan penampungan sampah, melainkan lokasi untuk memindahkan sampah dari gerobak petugas kebersihan ke atas truk milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Lokasi tersebut dipilih, kata Danang, berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan terkait dan warga. Sampah tersebut nantinya akan dibawa ke TPST Bantargebang.

"Tadinya gerobak itu 'kan di depan ITF persis, nah, karena mereka harus pergi disepakatilah mereka tidak boleh di situ lagi," kata Danang.

Untuk menyiasati hal itu, Danang menyiapkan sistem drop-off dengan jeda waktu 1 jam. Sistem tersebut mengharuskan petugas kebersihan sudah selesai mengumpulkan sampah dari lingkungan warga dan tiba di lokasi penampungan pada pukul 07.30 WIB.

Dalam tempo 1 jam, sampah rumah tangga yang dikumpulkan petugas harus dinaikkan ke atas truk, kemudian diangkut ke Bantargebang.

"Jadi, kemarin disepakati pakai sistem drop-off setiap pukul 07.30 nanti gerobak drop tidak lebih dari 1 jam, lalu pergi," tutur Danang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement