Jumat 02 Aug 2019 17:44 WIB

RSUD dr. Soetomo Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Dada

Bayi tersebut merupakan bayi kembar siam ke-99 yang ditangani RSUD dr. Soetomo.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Bayi kembar siam (ilustrasi)
Foto: www.postriply.blogspot.com
Bayi kembar siam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya menangani bayi perempuan kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) bernama Aqila dan Nazila asal Kendari, Sulawesi Tenggara. Direktur Utama RSUD dr. Soetomo, Joni Wahyuhadi mengatakan, tim penanganan kembar siam yang dipimpin Agus Harianto mulai melakulan pemeriksaan dari pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi.

Joni melanjutkan, kepada bayi perempuan anak dari pasangan Yayasri dan Silvina Dewi tersebut, setelah semua pemeriksaan selesai, tim baru akan menentukan waktu operasi pemisahan. Joni mengungkapkan, bayi berusia 16 bulan tersebut, merupakan bayi kembar siam ke-99 yang ditangani RSUD dr. Soetomo.

"Nanti total ada 70 dokter yang akan menangani. Tapi penanggung jawabnya dari ketua tim Soetomo. Operasi pemisahan akan dilakukan sesegera mungkin. Begitu siap laboratorium, radiologi siap, segera," kata Joni di Surabaya, Jumat (2/8).

Ketua tim penanganan bayi kembar siam RSUD dr. Soetomo Surabaya, Agus Harianto menjelaskan, kondisi yang dialami bayi Aqila dan Nazila sangat kompleks. Dikarenakan dempetnya dari atas sampai bawah. Agus menerangkan, operasi pemisahan kedua bayi baru bisa dilakukan jika umur si bayi mencukupi. Artinya, semakin besar si bayi akan semakin mudah untuk dipisahkan. Hal itu demi keselamatan pasien.

"Artinya kami harus menyiapkan semuanya dari segala macam bentuk. Kami upayakan sehingga pasien naik di meja operasi kita sudah mengerti diagnosanya," ujarnya.

Secara umum, kata Agus, kedua bayi dalam kondisi bagus, cantik dan aktif. Kedua bayi juga saling pukul memukul, yang artinya mereka mau dipisahkan dan tidak mau dempet lagi.

Sementara itu, anggota tim penanganan bayi kembar siam, Poerwadi menuturkan, paling aman dilakukan operasi pemisahan jika masing-masing berat badan bayi lima kilogram. "Tapi untuk dempet dada dan perut yang sedemikian komplek, maka kita tidak mau ambil risiko. Kami mau operasi di umur 10 bulan. Tapi dengan berbagai pertimbangan, ini sampai umur 16 bulan," ujarnya.

Sementara itu ayah kedua bayi, Yayasri mengemukakan, pada usia kehamilan empat bulan, bayinya didiagnosa kembar siam. Namun setelah pemeriksaan kali kedua dibilang sungsang.

"Akhirnya pas mau USG yang ketiga sudah lahir ini dan ketahuan kembar siam," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement