REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara menegaskan pesisir utara Jakarta kini terancam dampak kebocoran minyak yang bersumber dari Karawang, Jawa Barat. Bocoran minyak harus diantisipasi agar tidak merambah hingga ke pesisir Cilincing, Pademangan, dan Penjaringan.
"Kalau tiga pesisir utara ini sampai terdampak, bisa berbahaya untuk nelayan. Sebab kawasan ini menjadi area tangkapan ikan," kata Kasi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Pencemaran Lingkungan dan Kebersihan Sudin LH Jakarta Utara, Suparman, di Gedung Sudin LH Jakarta Utara, Jumat (2/8).
Menurut dia, hasil pengawasan tim di tiga kawasan tersebut hingga saat ini masih steril dari kontaminasi kebocoran minyak. Situasi itu juga diperkuat dengan monitoring laporan dari ribuan nelayan yang rutin beraktivitas di perairan Cilincing, Pademangan dan Penjaringan.
"Sebab, kalau sampai perairan mereka terkontaminasi minyak, pasti laporan itu sampai ke kita. Nelayan pasti akan teriak dan sampai ke kita. Nyatanya sampai sekarang belum ada laporan itu," katanya.
Suparman mengatakan radius pencemaran minyak hingga sepekan kebocoran baru terdeteksi di Kepulauan Seribu, namun belum merambah hingga tiga kecamatan di Jakarta Utara. Namun demikian, pihaknya mengaku masih mengkhawatirkan kontaminasi minyak bisa terbawa arus laut karena pengaruh embusan angin pantai.
"Kalau pergerakan air laut kan bagaimana arah angin. Kebetulan dari kemarin, anginnya kencang ke arah barat, sehingga sampai ke Pulau Seribu," katanya.
Dikatakan Suparman, terdapat ribuan nelayan di pesisir Cilincing, Pademangan, dan Penjaringan yang kini menjadi binaan dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelutan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta. "Di daerah itu memang banyak nelayannya, kalau sudah sampai pencemaran ke tiga kecamatan itu pasti nelayan teriak karena areanya menjadi sumber mata pencarian ikan di Jakarta," katanya.
Upaya antisipasi yang ditempuh Suku Dinas LH Jakarta Utara dengan berkoordinasi ke tingkat nasional untuk dikerahkan alat canggih.
"Jangan sampai ikan dan biota laut di pesisir terkena dampak. Minyak ini unsurnya kalau diangkat susah. Minyak, berat jenisnya lebih ringan dari air. Butuh alat canggih dari kementerian untuk antisipasi. Kami sedang berkoordinasi," katanya.