REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menunjukkan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meliputi Kabupaten Pelalawan, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru di Provinsi Riau. Selimut kabut asap akibat karhutla telah menurunkan kualitas udara dan memperpendek jarak pandang di ketiga daerah itu.
"Kota Pekanbaru jarak pandang pagi ini pukul 09.00 WIB terpantau empat kilometer. Di Pelalawan jarak pandang juga empat kilometer. Ini karena masih ada asap," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno di Pekanbaru, Jumat (2/8).
Menurut BMKG Stasiun Pekanbaru, jarak pandang di Kota Dumai masih dalam kisaran lima kilometer. Kebakaran hutan dan lahan masih melanda sebagian wilayah Riau.
Sukisno mengatakan curah hujan yang sangat rendah membuat Riau sangat rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan. "Secara umum Riau dalam kondisi kering, sampai hari ini 22 hari hari tanpa hujan," katanya.
Pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB menunjukkan adanya 54 titik panas indikasi awal karhutladi wilayah Provinsi Riau. Titik panas paling banyak ada di wilayah Kabupaten Pelalawan, yang punya 23 titik panas.
Titik panas lainnya ada di Bengkalis (dua), Kuansing (satu), Kota Dumai (dua), Kabupaten Kepulauan Meranti (satu), Rokan Hilir (sembilan), Siak (empat), Indragiri Hilir (tujuh), dan Indragiri Hulu (lima).
Dari seluruh titik panas yang ada di Riau, 32 di antaranya merupakan titik api. Pelalawan merupakan daerah yang memiliki titik api paling banyak (15) disusul Kabupaten Bengkalis (satu),Rokan Hilir (tujuh), Indragiri Hilir (empat), Kepulauan Meranti (satu), Siak (satu), Indragiri Hilir (empat), dan Indragiri Hulu (tiga).
"Arah angin dari selatan dan di ekuator dibelokkan ke kanan. Itu yang bisa mengakibatkan saat terjadi asap, semoga ini tidak terjadi, itu bisa membawa asap sampai ke Malaysia dan Singapura," kata Sukisno.