REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan sebuah petunjuk dalam memperjelas lokasi pasti ibu kota baru yaitu letaknya berada di dekat kawasan pertambangan. Hal tersebut tidak sengaja dikatakan olehnya ketika menghadiri acara Dialog Nasional terkait Pemindahan Ibu kota Negara yang berlangsung di Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Kamis (1/8).
“Lokasinya kira-kira, oh nanti kok Saya malah ngomong,” kata Basuki.
Ia mengatakan hal itu ketika sedang menjelaskan, bahwa dalam merancang ibu kota ia akan memperhatikan wilayah kerja tambang karena lokasinya sangat berdekatan. Basuki menjelaskan, pemerintah sedang melakukan peninjauan sumber air di daerah ibu kota yang baru untuk mengantisipasi ketersediaan air bagi masyarakat yang akan tinggal di sana.
"Yang perlu diperhatikan adalah rencana kualitas airnya, karena di sana banyak tambang-tambang," ujarnya.
Seperti yang diketahui bahwa sampai saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Basuki dan pemerintah lain masih enggan membocorkan lokasi ibu kota baru kepada publik. Meskipun, banyak isu yang menyebutkan bahwa Pulau Kalimantan menjadi tujuan utamanya.
“Belum, belum. Belum, nanti diumumkan Presiden ya," katanya.
Menurutnya, hingga kini pemerintah masih dalam tahap baru pengkajian terhadap dua tempat yang menjadi sasaran untuk ibu kota baru, yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pembangunan ibukota yang baeu akan dilakukan secara bertahap, dimulai pada 2021-2024, lalu 2025-2029, dan 2030-2045.