REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan ibu kota yang baru bukan hanya memindahkan pusat pemerintahan. Melainkan, kata Basuki, sekaligus dapat merepresentasikan identitas bangsa dan negara Indonesia.
“Ibu kota perlu diwujudkan sebagai katalis peradaban manusia Indonesia sehingga dapat menjadi representasi kemajuan bangsa yang unggul,” katanya dalam Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara di Jakarta, Kamis (1/8).
Oleh karena itu, Basuki menuturkan bahwa ibu kota akan dibangun melalui rencana induk dan desain urban yang menerapkan tiga pilar yang telah ditentukan. Ia menjelaskan, dalam mewujudkan pilar pertama yang berisi mampu mencerminkan identitas bangsa, pemerintah akan membangun konsep pusat ibu kota dengan disain yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika, keutuhan NKRI, serta UUD 1945.
“Jadi nanti ada lambang Garuda, lalu bintang, dan simbol-simbol Pancasila lain di pusat ibu kota. Akan ada rumah ibadah dari semua agama juga yang dibangun berdampingan,” jelasnya.
Selain itu, ibu kota akan dirancang sebagai representasi identitas bangsa yang digambarkan melalui pembangunan monumental building, museum, dan cultural exhibition area. Basuki melanjutkan, untuk memenuhi pilar kedua yaitu menjamin keberlangsungan sosial, ekonomi dan lingkungan serta pilar ketiga yakni mewujudkan kota cerdas dan modern berstandar internasional pemerintah akan menerapkan sistem transportasi yang didesain dengan prinsip integrasi antara motorized dan non-motorized transportation.
Hal itu terdiri dari sistem informasi yang terintegrasi, transportasi yang canggih dan inovatif. Dengan demikian, akan semakin memudahkan berpindah antarmoda dan perjalanan kaki maksimal lima menit sampai ke pusat kota.
“Kita juga mempromosikan kendaraan hemat bahan bakar dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro yang menambahkan, pemerintah juga akan menerapkan circular water management system, efficient lightning system, dan district cooling system sebagai upaya efisiensi dan konservasi energi. “Pokoknya semua sesuai dengan tiga pilar itu dan empat visi kita, smart, green, beautiful, dan sustainable. Ibu kota yang modern dan berstandar internasional,” katanya.