Rabu 31 Jul 2019 12:57 WIB

AHY Jembatani Rencana Pertemuan SBY-Jokowi

Presiden Jokowi dijadwalkan akan bertemu dengan SBY dalam waktu dekat

Rep: Febrianto Adi Saputro, Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Jokowi Bertemu SBY: Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Singapore, Singapura, Kamis (21/2/2019)
Foto: Antara/Biropers Setpres-Laily Rachev
Jokowi Bertemu SBY: Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Singapore, Singapura, Kamis (21/2/2019)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dikabarkan menjembatani rencana pertemuan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kabar rencana pertemuan itu dibenarkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan.

Syarief mengatakan, pertemuan antara Jokowi dengan SBY akan terjadi dalam waktu dekat. "Ya kemarin selama sakit Ibu Ani sakit sebelum meninggal itu kan komunikasi ya lewat AHY," kata Syarief kepada wartawan, Selasa (30/7).

Ia mengaku tidak mengetahui apa yang akan dibicarakan keduanya dalam pertemuan tersebut. Namun, yang pasti komunikasi keduanya tetap dilakukan.

"Iya komunikasi antara Pak SBY dan Pak Jokowi dengan beberapa partai tetap terjadi gitu loh," ujarnya.

Mantan menteri koperasi dan UMKM itu juga mengaku tidak menge tahui apakah pertemuan tersebut terkait pembicaraan mengenai menteri. Terkait menteri, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.

"Kita tidak dalam posisi pengusul kan gitu loh. Itu hak prerogatif presiden," katanya.

Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, pertemuan keduanya masih dalam tahap komunikasi. Jadi, baik pihak Demokrat maupun Istana Presiden juga belum bisa menyampaikan secara terbuka terkait jadwal pertemuan presiden keenam dan ketujuh RI ini.

"Belum bisa kami sampaikan secara terbuka karena dalam tahap komunikasi," ujar Ferdinand.

Ia menambahkan, pihaknya juga tidak bisa menjawab terkait posisi partai berlambang bintang Mercy di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Sampai saat ini Partai Demokrat belum secara tegas atau resmi menyampaikan sikap politiknya. Apakah akan bergabung dengan partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf, menjadi penyeimbang, atau menjadi oposisi.

Sementara, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung Jokowi menyambut positif pertemuan tersebut. Politikus PDIP Eva Sundari menegaskan, ia tak khawatir pertemuan antara Jokowi dan SBY akan membahas soal pemba gian kursi dalam koalisi. Eva mengklaim, bagi PDIP, yang menjadi priori tas saat ini adalah sebanyak-banyak nya pihak yang dapat mendukung kerja Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan.

Apalagi, Eva menambahkan, dalam pidato kemenangannya, Presiden Jokowi mengajak semuanya pihak untuk bersama-sama membangun bangsa. Ajakan itu tidak hanya sebatas ajakan kepada rivalnya di Pilpres 2019 Prabowo Subianto, tetapi juga kepada semua pemimpin, termasuk SBY.

"Sudah dikatakan, 'Mari membangun bersama-sama' baik kepada Pak Prabowo, juga untuk semua pemimpin dan mudah-mudahan Pak SBY menyambut ini," katanya.

Eva menegaskan, makin banyak pertemuan antara Jokowi dan elite politik makin bagus. Sebab, yang paling penting disparitas atau un polarisasi di masyarakat akar rumput bisa dikurangi. Jadi, kata Eva, PDI Per juangan mendukung semua silatu rahim yang dilakukan Jokowi dengan para pemimpin partai, termasuk dengan SBY. Hanya, Eva mengakui, hingga kini, waktu dan tempat pertemuan kedua tokoh itu masih belum diketahui.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement