REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Warga di Kompleks Perumahan Ciremai Giri Blok Kalijaga, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, telah lama hidup berdampingan dengan monyet-monyet yang tinggal di Situs Kalijaga. Situs yang ada sejak ratusan tahun lalu itu terletak berdampingan dengan kompleks perumahan tersebut.
Selama ini, kehidupan 'bertetangga' antara warga perumahan dan kumpulan monyet itu berjalan harmonis. Hanya sesekali saja monyet terlihat berkeliaran di dalam kompleks perumahan. Itupun jumlahnya hanya satu atau dua ekor saja dan sebatas berkeliaran di atap rumah-rumah warga. Jarang ada yang sampai 'bertamu' secara berkelompok hingga masuk ke halaman rumah warga.
Namun, keharmonisan tersebut berubah saat masuk musim kemarau seperti sekarang. Pasalnya, musim kemarau membuat pepohonan dan buah-buahan di Situs Kalijaga yang menjadi makanan bagi monyet-monyet jadi mengering. Akibatnya, monyet-monyet di situs itupun jadi kesulitan memperoleh makanan.
Untuk itu, monyet-monyet pun merambah ke pemukiman hingga mengusik ketenangan warga yang tinggal di dalamnya. Kedatangan kumpulan monyet dalam jumlah banyak tentu membuat warga merasa ketakutan. Apalagi, saat dalam kondisi lapar, tak jarang monyet tersebut bertindak agresif terhadap warga yang ditemuinya.
''Jadi susah keluar rumah,'' ujar seorang warga perumahan Ciremai Giri, Ani Nunung, kepada Republika, Selasa (30/7).
Ani mencontohkan, beberapa hari yang lalu ada seorang warga yang berjalan dengan membawa sekantong plastik belanjaan. Tak ayal, barang bawaan itu langsung menjadi incaran sekumpulan monyet.
''Infonya warga itu sampai kena cakaran monyet,'' tutur Ani.
Untuk itu, Ani pun merasa takut keluar rumah jika melihat ada sekumpulan monyet yang berkeliaran. Hal itu seperti yang dialamimya pada Senin (29/7), saat hendak keluar rumah untuk urusan pekerjaan pada pukul 08.00 WIB. Namun, dia terpaksa mengurungkan niatnya.
Saat hendak membuka pintu rumah, Ani mengaku melihat sedikitnya sepuluh ekor monyet ada di halaman rumahnya. Kumpulan primata tersebut sedang mencari makanan. Daun, bunga dan biji maupun batang buah naga yang ada di halaman depan rumahnya habis dimakan monyet-monyet tersebut.
Tak hanya pohon naga, bunga sekar kemuning juga habis dilahap kumpulan monyet yang kelaparan itu. Begitu pula tanaman lainnya.
Ani mengaku kasihan dengan monyet-monyet yang kelaparan itu. Karenanya, dia sering membawa pulang makanan dari kantornya, yang tidak termakan oleh teman-temannya.
''Daripada terbuang mubazir, saya berikan untuk monyet-monyet itu,'' kata Ani.
Salah seorang pedagang yang berjualan di dekat Situs Kera Kalijaga, Euis, mengungkapkan, monyet-monyet di Situs Kalijaga akan sulit mendapatkan makanan setiap musim kemarau. Karenanya, mereka akan merambah pemukiman warga untuk mencari makanan bahkan mengais tempat sampah.
''Kasihan,'' tutur Euis.
Euis menambahkan, saat ada pengunjung yang membawa makanan dan minuman, para monyet tersebut akan dengan gesit menyambarnya. Mereka akan berebut untuk mendapatkannya.
Sementara itu, Kuncen Situs Kalijaga, Bambang, menyebutkan, jumlah monyet yang ada di situs tersebut ada sekitar 100 ekor. Untuk memberi makan monyet-monyet itu, idealnya dibutuhkan sekitar satu kuintal makanan setiap harinya, biasanya berupa singkong.
Bambang mengakui, Dinas Pariwisata Kota Cirebon mengirimkan makanan untuk para monyet tersebut. Pengiriman makanan biasanya dilakukan setiap lima hari atau seminggu sekali. Jika dibagi setiap harinya, maka jumlah makanan yang diberikan kepada monyet tersebut sekitar 30 – 50 kilogram per hari.
‘’Dua hari sebelum makanan monyet itu habis, saya sudah telepon ke dinasnya untuk dikirim lagi. Tapi namanya juga monyet, makan sekenyang apapun, pasti tetap mencari makanan tambahan. Kayak cemilan,’’ tutur Bambang.
Saat musim penghujan dimana pepohonan di dalam Situs Kalijaga menghijau, monyet-monyet itu akan terpenuhi kebutuhan makanan tambahannya. Namun di jadi tak bisa meperoleh makanan tambahan. Untuk itu, mereka akhirnya menyerbu ke pemukiman warga.
‘’Jadi penyebabnya lebih ke faktor alam dimana pohon di dalam situs meranggas dan kering,’’ tandas Bambang.