REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 127 gunung api aktif di Indonesia 19 di antaranya terletak di Pulau Jawa. Beberapa di antara aktivitas gunung tersebut meningkat seperti Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Tangkuban Parahu. Terakhir erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Jumat (26/7).
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, dan Pos Pemantau untuk terus memantau aktivitas gunung berapi tersebut. "Juga memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai status terbaru gunung-gunung tersebut kepada masyarakat," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7).
Kemudian Bamsoet juga mendorong BPBD dan Pemda untuk melakukan langkah-langkah mitigasi bencana untuk masyarakat. Hal itu untuk menghadapi dampak yang ditimbulkan akibat meletusnya gunung berapi. Kemudian mendorong BNPP, Basarnas, BNPB, dan BPBD untuk melakukan sosialisasi dan simulasi evakuasi dan mitigasi bencana secara komprehensif kepada seluruh masyarakat.
"Tidak hanya kepada masyarakat yang berada di wilayah terjangkau, namun sampai kepada masyarakat di wilayah yang sulit terjangkau dan rawan bencana," ungkap politikus Partai Golkar itu.
Selain itu, Bamsoet juga mendorong Pemda mengalokasikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk melakukan simulasi evakuasi dan mitigasi bencana kepada masyarakat Indonesia. Sehingga sosialisasi itu sampai ke daerah yang wilayahnya yang sulit terjangkau dan rawan bencana. "Alokasi anggaran untuk membangun tempat evakuasi dan anggaran dalam menghadapi bencana," ucapnya.
Selanjutnya, Bamsoet mendorong Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Dinas Pariwisata untuk memberikan peringatan kepada wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian mengimbau masyarakat untuk aktif memperhatikan informasi terkini mengenai status gunung berapi yang disampaikan oleh PVMBG.
"Serta selalu tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang belum diketahui kebenarannya jika terjadi bencana alam, dan selalu mengikuti arahan dari petugas di lapangan untuk evakuasi," tutup Bamsoet.